Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk menjalankan program alih profesi bagi pekerja gardu tol. Hal ini dampak dari program elektronifikasi jalan tol per 31 Oktober 2017.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Mirah Sumirat mengatakan, meski Jasa Marga menawarkan alih profesi sebagai wirausahawan, pekerja tetap terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Jadi di-PHK, dapat uang pesangon, kemudian dibantu untuk berwirausaha di-rest area. Jadi PHK enggak ada itu tidak benar. Bohong banget," ujar dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Mirah mengaku, dari data yang mereka dapatkan, program alih profesi yang ditawarkan Jasa Marga saat ini hanya 601 posisi. Sementara di sisi lain, pekerja gardu tol Jasa Marga yang terancam PHK berjumlah lebih dari 4.000 orang.
Tentu, menurut Mirah, hal ini tidak seimbang dan justru menimbulkan persaingan antarpekerja, mengingat jumlahnya terbatas.
Belum lagi, para pekerja gardu tol di luar Jasa Marga. Setidaknya ada 11 perusahaan pengelola tol yang juga mempekerjakan para petugas tol.
"Potensi PHK di luar Jasa Marga itu ada 5000-an orang. Karena mereka itu mayoritas outsourching," dia menegaskan.
Seperti diketahui sebelumnya, terkait program elektronifikasi jalan tol ini, Deputi Gubernur Bank Indoensia Sugeng menjelaskan, persiapan penerapan transaksi nontunai di jalan tol yang dilakukan sejak Mei 2017 semakin memperlihatkan hasil, tercermin dari peningkatan penetrasi nontunai di ruas jalan tol.
Penerapan transaksi nontunai di jalan tol dengan dukungan integrasi beragam aplikasi UE dalam 1 reader (SAM Multiapplet), masuknya lebih banyak penerbit UE yang melayani jalan tol (Multy issuer).
Kemudian kampanye yang masif pada 35 ruas tol mampu mendorong rata-rata penetrasi nontunai nasional mencapai 88 persen per 20 Oktober 2017 dan 4Â ruas telah mencapai elektronifikasi 100 persen nontunai, yaitu ruas tol Bogor Ringroad, JORR W1, Surabaya-Gresik, dan BaliMandara.
"Pencapaian penetrasi ini terlaksana seiring dengan penerapan gardu tidak terima tunai yang sudah mencapai 70 persen dan akan terusbertambah secara bertahap, dan implementasi pemasangan SAM Multiapplet yang telah terlaksana 93 persen di seluruh ruas yang ada," kataSugeng.
Sugeng menegaskan, menuju penerapan implementasi 100 persen elektronifikasi jalan tol, koordinasi terus dilakukan untuk memastikan kesiapan aspek teknis.Â