Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, akan terus memantau perubahan ‎ekonomi di Indonesia dari konvensional menuju era digitalisasi. Pernyataan ini menyusul penutupan tiga gerai Lotus Departement Store yang dikelola PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) pada bulan ini.
"Kita akan terus memonitor perubahan dari perekonomian yang diakibatkan suatu era digitalisasi," kata Sri Mulyani usai Peringatan Hari Oeang di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Baca Juga
Perubahan yang dimaksud Sri Mulyani adalah adanya toko ritel yang berubah bentuk, seperti toko ritel yang secara fisik tutup, lalu berpindah ke online, atau memang yang awalnya online.
Advertisement
"Ini semua menjadi perhatian kita," ‎ujarnya.
Dia mengatakan, sektor ritel merupakan salah satu elemen dari perekonomian Indonesia. Sektor ini, kata Sri Mulyani, menjadi salah satu sektor yang terus akan dipantau pemerintah karena berhubungan dengan kebutuhan masyarakat dalam memenuhi konsumsinya.
"Kita akan melihat sektor lain, apakah mereka menghadapi tekanan atau perubahan karena adanya konsep digitalisasi ini," tutur dia.
Berdasarkan data realisasi penerimaan perpajakan, Sri Mulyani mengatakan, capaian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sektor ritel meningkat sepanjang Januari-September 2017.
Data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan, realisasi PPN dan PPnBM hingga bulan kesembilan ini sebesar Rp 307,3 triliun atau 64,6 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Realisasi penerimaan tersebut tumbuh 13,70 persen dibanding Januari-September 2016.
"Kalau lihat penerimaan perpajakan sampai September ini, untuk ritel PPN meningkat. Jadi mungkin ada perubahan dalam hal ini," ujar Sri Mulyani.
Perubahan ekonomi ke arah digitalisasi atau online ini, kata Sri Mulyani, pemerintah akan meresponsnya dengan berbagai kebijakan di sisi perpajakan, belanja negara, dan penerimaan negara atau fiskal. Sayangnya ketika ditanyakan mengenai adakan insentif khusus bagi industri ritel, Sri Mulyani tidak menjawabnya.
"Kita akan terus memantau dan merespons dengan berbagai kebijakan, baik dari sisi belanja negara, perpajakan, dan penerimaan negara," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Selanjutnya
Lotus Departement Store di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, dikabarkan bakal tutup per 26 Oktober 2017. Langkah ini menyusul pendahulunya, Matahari di Blok M dan Manggarai, yang lebih dulu tutup pada akhir September lalu.
Penutupan gerai Lotus di Thamrin per 26 Oktober ini dibenarkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta.
"Ya tutup. Saya sudah mendengar dari manajemennya. Tapi mereka tidak ada kewajiban melapor pada kita (asosiasi)," ujar Tutum melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
Tutum tidak menjelaskan lebih jauh alasan penutupan gerai Lotus Departement Store yang dikelola PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) itu. Dia memperkirakan Lotus tutup karena penjualan yang terus menurun.
"Yang jelas tutup. Secara umum biasanya karena penjualan yang jelek. Itu penyebab utamanya," ucap Tutum.
Advertisement