Sukses

Jual BBM RON 89, Vivo Beri Harga Lebih Murah dari Premium

PT Vivo Energy Indonesia menjual bahan bakar minyak (BBM) berkadar RON 89 sekitar Rp 6.100 per liter.

Liputan6.com, Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) berkadar Research Octane Number (RON) 89‎, dengan harga yang jauh lebih murah dari BBM RON 88 Premium yang dijual PT Pertamina (Persero).

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengatakan, awalnya Vivo berencana menjual BBM dengan kadar RON 88. Namun, karena tidak ingin ada polemik akhirnya spesifikasi BBM jenis Revvo 88 terebut dinaikan menjadi RON 89.

"Kami sebenarnya enggak pengen terlibat polemik 88 kenapa belum ada penunjukan 88. Oleh karena itu kami alhamdulillah atas persetujuan pemerintah, kami membuat produk baru Revvo 89," kata Maldi, di Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Maldi mengungkapkan, BBM dengan kadar RON 89 tersebut saat ini dibanderol Rp 6.100 per liter.‎ Untuk diketahui, harga tersebut jauh lebih murah ketimbang Premium yang kadar RON-nya jauh lebih rendah. Di luar wilayah penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) pemerintah menetapkan harga BBM RON 88 yaitu Rp 6.450 per liter.

"Harga Rp 6.100 per liter‎ untuk 89," ucap Maldi.

Namun ketika ditanyakan sebab Vivo bisa menetapkan harga lebih murah, dia enggan menjawabnya. Ma‎ldi menuturkan, penetapan harga tersebut sudah mengacu pada prinsip keekonomian, meski menjual Revvo 89 lebih murah dari BBM RON 88, perusahaan yang memiliki induk di Swiss ini tetap mendapat keuntungan.

"Balik lagi kami di sini pengen bisnis, kami bukan panti sosial kasarnya. Rugi insyallah nggak," ujar Maldi.

Maldi menjelaskan, BBM Vivo ‎dipasok dari kilang di luar negeri, namun untuk penampungannya dan peracikannya sudah dilakukan pada fasilitas penyimpanan di Tanjung Priok, Jakarta.

"Sekarang di storage (penyimpanan) nantinya bisa kirim langsung. Storage-nya di Priok," ujar Maldi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Pasokan BBM Vivo

Sebelumnya PT Vivo Energy Indonesia berencana menjual Bahan Bakar Minyak (BBM‎) dalam waktu dekat. Ini setelah perusahaan mengubah nama dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI).

‎Lalu dari mana pasokan BBM Vivo?

Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengatakan, BBM Vivo berasal dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) yang ada di luar negeri. Milik dari induk usahanya Vitol Group yang berada di Malaysia dan Australia.

"Saat ini kita dari impor, kilang dari luar company kami di atas," kata Maldi, di Jakarta, seperti ditulis Selasa 24 Oktober 2017.

Maldi melanjutkan, sebelum disalurkan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), BBM tersebut ‎ditampung terlebih dahulu pada terminal BBM Vivo di Tanjung Priok, Jakarta. "Saat ini bensin kami dari penyimpanan di Tanjung Priok," ujarnya.

Menurut Maldi, ‎setelah resmi mengubah nama perusahaan dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) menjadi PT Vivo Energy Indonesia pada 19 Oktober 2017, perusahaan melakukan uji operasi SPBU Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur mulai Rabu (25/10/2017).

Perubahan nama badan usaha dilakukan untuk memenuhi syarat dari pemerintah. Aturan jika nama dan lambang lembaga penyalur harus sama denan nama perusahaan pemegang izin badan usaha.

Dalam uji operasi tersebut, SPBU Vivo‎ sudah bisa melayani masyarakat. Namun jika masih ditemukan kekurangan maka pihaknya akan melakukan perbaikan. Uji coba operasi tersebut merupakan ketentuan perusahaan, bukan dari pemerintah.

‎"Kalau masih ada kekurangan kita tutup dulu diperbiki, tapi ini sudah mengacu standar yang ditetapkan perusahaan," ujarnya.

Maldi pun menargetkan, uji operasi tersebut bisa selesai sampai akhir Oktober, sehinga pada November 2017 Vivo bisa mengoperasikan SPBUnya secara komersial.

"Kami sih sudah ada rencana November (beroperasi). Tunggu tanggal mainya,"‎ ujar Maldi.

Untuk harga‎ BBM jenis Revvo 88 dibandrol Rp ‎6.500 per liter, Revvo 90 Rp 7.500 dan Revvo 92 Rp 8.250. Khusus untuk penetapan harga Revvo 88, Vivo akan menyesuaikan dengan ketetapan harga BBM RON 88 yang ditetapkan pemerintah.

‎"RON 88 harga akan mengikuti dengan pemerintah, kita akan mematuhi harga yang ditetapkan pemerintah Indonesi‎a," ungkapnya.

Meski menjadi pemain baru menurut Maldi, Vivo optimis bisa bersaing dengan perusahaan lain yang lebih dahulu melakukan bisnis serupa‎ di Indonesia.Pasalnya, BBM pasti dibutuhkan masyarakat.

‎"Kita yakin namanya bensin pasti dibutuhkan, dengan spesifikasi yang sama kita akan membantu rakyat," tutup Maldi.‎