Sukses

Nikmatnya Naik Transportasi Umum di Australia, Bagaimana di RI?

Sydney bisa barang kali bisa menjadi contoh penerapan sistem transportasi yang terintegrasi.

Liputan6.com, Sydney - Sydney, Australia, barang kali bisa menjadi contoh penerapan sistem transportasi yang terintegrasi. Lantaran transportasi di sana terhubung satu sama lain.

Liputan6.com berkunjung ke Sydney pekan lalu dan menjajal langsung transportasi massal di Negeri Kanguru tersebut.

Alat pembayaran transportasi di sana menggunakan satu kartu bernama Opal. Kartu Opal dijual mulai dari harga A$ 20 atau setara dengan Rp 210 ribu (asumsi Rp 10.500 per dolar Australia).

Lebih lanjut, kereta menjadi salah satu alat transportasi yang biasa digunakan di Sydney. Untuk naik kereta, seseorang hanya menempelkan (taping) Opal ke alat pembaca data (reader) dan pintu pembatas pun terbuka. Lalu, penumpang naik kereta sesuai dengan tujuan. Untuk keluar stasiun, penumpang kembali menempelkan Opal ke pembaca data dan pembatas pun terbuka.

Sistem transportasi di Australia

Kereta di Sydney terbilang nyaman. Bagaimana tidak, ruangnya lebih luas karena keretanya berupa keretanya bertingkat. Lalu kursi yang disediakan berupa kursi sandar. Di kawasan stasiun terdapat tempat pemberhentian bus. Jadi, perjalanan bisa dilanjutkan dengan memakai bus.

Sistem pembayaran di bus sama, yakni menggunakan Opal. Pengguna bus cukup menempelkan Opal ke alat pembaca data yang ada di dalam bus. Busnya pun tidak turun sembarangan karena telah disediakan tempat pemberhentian khusus bus.

Tak sekadar itu, feri atau kapal penyebrangan juga menjadi salah satu alat transportasi yang dipakai di Sydney dan terintegrasi. Di Circural Quay misalnya, dermaga feri berada satu kawasan dengan stasiun. Untuk naik feri, penumpang cukup menempelkan Opal di alat pembaca kartu sebelum naik feri. Setelah sampai tujuan, penumpang kembali menempelkan kartu itu.

Sistem transportasi di Australia

Laila (27) salah satu pelancong asal Indonesia memuji sistem transportasi tersebut. Lantaran, sistem transportasi terhubung satu sama lain.

"Secara garis besar aku sangat suka sama angkutan umumnya Australia. Semuanya terintegrasi dengan baik. Turun kereta bisa langsung naik bus, juga sebaliknya. Angkutan ini juga nampaknya menjangkau semua daerah di Australia," kata dia.

"Dan paling takjub tetep feri yang bisa jadi commuter di sana," Laila melanjutkan.

Sistem transportasi di Australia

Dia mengatakan, alat transportasi di Australia juga ramah bagi turis. Sebab, semua petunjuknya terpampang dengan jelas.

"Semua petunjuknya jelas kaya papan informasi dan sebagainya. Buatku itu penting, bagaimana orang yang bahkan asing sekaligus bisa nyaman berkendaraan umum," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebagai tambahan, tarif transportasi di Sydney dibedakan berdasarkan jarak dan jenis transportasinya. Dari laman opal.com.au, tarif untuk kereta penumpang dewasa 0-10 km A$ 3,46, lalu 10-20 km A$ 4,30, dan terus meningkat hingga lebih dari 65 km sebesar A$ 8,50.

Tarif bus untuk 0-3 km penumpang dewasa A$ 2,15. Lalu, untuk jarak 3-8 km A$ 3,58, dan lebih dari 8 km sebesar A$ 4,61. Tarif feri penumpang dewasa sebesar A$ 5,88 untuk jarak 0-9 km. Di atas itu, tarifnya A$ 7,35.

Sistem transportasi di Australia

Dengan kenyamanan sedimikian rupa maka tak heran kendaraan pribadi tak terlalu memadati jalan-jalan. Namun patut diketahui pula, harga bahan bakar di Australia juga terbilang cukup mahal sehingga orang memilih transportasi massal.

Dari pantauan Liputan6.com, di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), harga bahan bakarnya menembus A$ 100.

Tak sekadar itu, tarif untuk angkutan bersifat khusus pun juga relatif mahal. Sebut saja, transportasi online Uber. Untuk jarak 22,03 km tarifnya A$ 87,60 atau setara Rp 919 ribu. Begitu juga dengan taksi konvensional. Dari Bandara Kingsford Smith ke Parramatta di atas A$ 100 atau lebih dari Rp 1 juta.