Â
Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjadi pembina upacara dalam peringatan Hari Oeang ke-71 dan Hari Sumpah Pemuda, Senin pagi (30/10/2017) di lapangan kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta. Pada upacara tahun ini, seluruh pegawai kompak mengenakan pakaian adat.
Baca Juga
Sri Mulyani tampil mengenakan adat jawa. Berbusana kebaya hijau, berpadu dengan kain batik sebagai bawahan. Parasnya semakin cantik dengan riasan minimalis, lengkap dengan sanggul khas Jawa.
Advertisement
Begitupula dengan jajaran Eselon I, dan seluruh pegawai Kemenkeu. Semua menggunakan baju adat daerah masing-masing. Dari Sabang sampai Merauke, sehingga terlihat sebuah keberagaman yang menyatu, seperti semboyan negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Saat pidato upacara, Sri Mulyani yang mengingatkan kembali mengenai sejarah lahirnya Oeang Republik Indonesia (ORI), perjuangan para pemuda untuk melahirkan sumpah pemuda, dan dikaitkan dengan tugas Kemenkeu dalam mengumpulkan penerimaan negara sesuai amanat konstitusi.
Sri Mulyani mengatakan, penerbitan ORI untuk pertama kalinya pada 30 Oktober 1946 menjadi momen sejarah dan bukti bahwa ORI merupakan alat pemersatu bangsa, sekaligus sebagai lambang identitas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Hari ini, 71 tahun yang lalu, ditetapkan pula menjadi hari lahir Kemenkeu, yaitu organisasi pertama yang dibentuk pemerintah pada awal kemerdekaan.
"Hal ini menunjukkan pentingnya keberadaan tugas Kemenkeu untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia, serta mewujudkan tujuan kemerdekaan, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur, dan menjadi bangsa yang bermartabat di dunia," tegasnya.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menuturkan, seluruh pegawai Kemenkeu harus mampu membangun institusi ini dengan kompeten, profesional, dan berintegritas untuk menjaga, mengelola, dan membangun keuangan negara yang sehat, kuat dan berkelanjutan.
"Kemenkeu harus menjaga komitmen kuat untuk memelihara kepercayaan rakyat dalam memenuhi janji Republik dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kredibel, efektif, dan berdaya guna," terangnya.
Di sisi lain, sambung Sri Mulyani, Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober merupakan peristiwa bersejarah yang mengagumkan. Menurutnya, para pemuda Indonesia dari berbagai suku, agama dan ras kebangsaan mendeklarasikan dan menyatakan kebulatan tekad untuk menjadi satu bangsa, satu bahasa dan tanah air, Indonesia.
"Betapa mengagumkan tekad dan semangat pemuda dan pemudi Indonesia pada 1928 untuk bersatu. Pada tahun itu, kala teknologi, infrastruktur, dan komunikasi belum menyatukan Indonesia. Namun semangat dan tekad pemuda dan pemudi sangat nyata dan membaca untuk mewujudkan satu tanah air dan tumpah darah Indonesia," tuturnya.
Kini, dia menambahkan, semua perlu terus menerus belajar dan mencari inspirasi dan contoh nyata dari tekad mengagumkan dari generasi 1928.
Dengan kemajuan pembangunan, dengan infrastruktur yang makin menghubungkan seluruh daerah di Indonesia, dan dengan teknologi serta kemajuan komunikasi antar sesama anak bangsa, sudah seharusnyalah seluruh rakyat makin memperkuat tekad persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Kita harus melawan perpecahan, karena kita adalah satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah tumpah darah, tanah air Indonesia. Semangat sumpah pemuda adalah semangat persatuan yang digelorakan oleh generasi muda untuk berbakti bagi negaranya, bahkan pada saat negara kita belum dilahirkan," Sri Mulyani menjelaskan.
Semangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi terwujudnya cita-cita bangsa. Menjaga kewibawaan, martabat, serta kedaulatan Negara merupakan kewajiban bagi setiap insan di republik ini.
"Saya ingin seluruh pejabat dan pegawai Kemenkeu mampu memaknai peristiwa bersejarah ini dengan bekerja secara disiplin, jujur, profesional dan berintegritas demi Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa," ucap Sri Mulyani.