Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara memberikan pelatihan untuk calon wirausaha di sektor properti. Melalui Housing Finance Center, BTN meluncurkan program Literasi Property Entrepreneurshiip di 27 universitas di Indonesia.
Direktur Utama Bank BTN, Maryono menyebutkan, hal ini dilatarbelakangi oleh lambannya pertumbuhan jumlah pengembang di Indonesia. Sektor perumahan di Indonesia, lanjutnya masih kekurangan sumber daya manusia.
Baca Juga
“Berdasarkan catatan keanggotaan asosiasi Real Estate Indonesia, dalam 10 tahun terakhir jumlah pengembang hanya bertambah 515 orang, Bank BTN mencoba mendorong lahirnya calon wirausaha properti lewat HFC dan mengadakan pelatihan dengan menggaet institusi pendidikan di seluruh Indonesia,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono saat menutup rangkaian edukasi literasi property di Universitas Sriwijaya, Palembang, Senin (30/10) dalam keterangannya ditulis Selasa (31/10/2017).
Advertisement
Dalam acara tersebut, Bank BTN juga merilis website Housing Finance Center sebagai pusat informasi mengenai bisnis properti dan seluk beluk dunia properti di Indonesia. Adapun tema program literasi properti yang diangkat HFC BTN dalam rangkaian acara pelatihannya adalah “Menjaring 10.000 wirausahawan muda properti membangun 1.000.000 rumah di Nusantara”
Acara itu bertujuan memberikan pendidikan kepada pesertanya tentang seluk beluk dunia properti, mulai dari permodalan, regulasi hingga peluang tantangan membangun bisnis properti dari nol serta sosialiasi mengenai peran Bank BTN dalam mendorong kemajuan sektor properti.
Rangkaian program literasi properti ini juga melibatkan asosiasi dan komunitas seperti REI dan APERSI serta para peserta HFC yang telah sukses meniti karir di dunia properti. Alhasil program literasi properti di 27 kampus ini berhasil memecahkan rekor MURI sebagai edukasi literasi properti dengan peserta terbanyak.
“Kesuksesan acara ini tak lepas dari kerjasama dan partisipasi perguruan tinggi & civitas akademika, kami percaya bahwa mahasiswa merupakan generasi penerus yang menentukan masa depan dunia properti menghadapi era digitalisasi, dan tantangan keterbatasan lahan di tengah meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia,” kata Maryono.
Para calon wirausahawan muda bidang properti diharapkan bisa meningkatkan sisi pasokan di sektor properti yang saat ini tidak sebanding dengan tingginya permintaan atau demand properti.
“Dengan mendidik calon developer yang berkualitas, diharapkan tingkat kemampuan membangun dan mempertahankan bisnis properti bisa lebih unggul sehingga backlog kepemilikan perumahan yang mencapai lebih dari 11,38 juta kepala keluarga di Indonesia perlahan dapat teratasi,” katanya.