Liputan6.com, Jakarta Saham Asia melanjutkan penguatan selama empat hari berturut-turut didukung pertumbuhan ekonomi yang solid. Sementara harga minyak berada pada tingkat tertingginya seiring harapan perpanjangan pemotongan output oleh produsen utama minyak dunia.
Melansir laman Reuters, Rabu (1/11/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,0 persen.
Sebelumnya tiga indeks utama Wall Street menguat di akhir Oktober dengan kenaikan bulanan terbesar sejak Februari.
Advertisement
Baca Juga
Pasar menunjukkan respons yang tidak jelas setelah seorang sopir truk pic kup membunuh delapan orang dan melukai lebih dari selusin lainnya saat berjalan di sebuah jalur sepeda di New York City. Ini dikatakan pihak berwenang AS sebagai serangan teroris.
Di sisi lain, investor terfokus pada kemajuan rencana pemotongan pajak AS yang dijanjikan Presiden Donald Trump dan Partai Republik. Serta rencana pengumuman Kepala Federal Reserve berikutnya.Â
"Jika negosiasi (pajak) gagal, itu akan berdampak negatif pada pasar. Jadi kita perlu berhati-hati," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.
Trump kemungkinan akan memilih Jerome Powell sebagai Gubernur Fed yang baru. Harapan bahwa Powell akan memimpin Fed mendorong penurunan imbal hasil obligasi dan dolar pada minggu ini.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama turun menjadi 94,62 dari puncak bulan lalu tiga bulan menjadi 95,15. Sementara Euro sedikit bergerak pada posisi US$ 1,1650, meskipun jaraknya terpencar dari level terendah dalam tiga bulan di US$ 1,1574.
Di sisi lain, Harga minyak kembali menguat dan mencatat kenaikan bulanan lebih dari 5 persen. Namun analis mengatakan sentimen yang mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, dapat mendorong ekspor minyak dari Amerika serikat (AS).
Harga minyak Brent naik 47 sen atau 0,7 persen menjadi US$ 61,37, mendekati level tertinggi pada Juli 2015 yang dicapai awal pekan ini. Angka ini juga naik sekitar 37 persen dari level terendah pada tahun ini di bulan Juni.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 54,38, masih mendekati level tertinggi sejak Februari dan dalam lebih dari dua tahun.
Â