Sukses

Harga Minyak Tertekan Imbas Rilis Data Pasokan AS

Harga minyak meski turun namun baik Brent dan WTI masih mencatatkan performa baik sejak 2015.

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah usai sentuh level tertinggi dalam dua tahun. Tekanan harga minyak itu usai data persediaan minyak Amerika Serikat (AS) secara mingguan menunjukkan hasil tidak sebesar yang dilaporkan industri.

Harga minyak meski melemah, kedua harga baik Brent dan West Texas Intermediate (WTI) masih catatkan level tertinggi sejak Juli 2015.

"Harga minyak melemah lantaran ada sedikit aksi ambil untung," ujar Gene McGillian, Manager Market Research Tradition Energy, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/11/2017).

"Tapi secara keseluruhan, kesepakatan pengurangan produksi (OPEC) akan berlanjut hingga 2018 dan meningkatnya permintaan akan memperketat keseimbangan paskan, dan membuat harga minyak menguat," tambah dia.

Sementara itu, the US Energy Information Administration (EIA) menyatakan stok minyak mentah turun 2,4 juta barel pada pekan lalu. Ini melebihi perkiraan 1,8 juta barel. Namun American Petroleum Institute (API) melaporkan penurunan 1,5 juta barel.

"Harga minyak turun sejak rilis laporan EIA. Jumlah minyak mentah itu kurang signifikan dari angka API," kata Carsten Fritsch, Analis Commerbank AG.

Harga minyak Brent turun 45 sen atau 0,74 persen menjadi US$ 60,49 per barel. Harga minyak mentah WTI susut delapan sen atau 0,15 persen menjadi US$ 54,30 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebelum laporan data minyak, harga minyak Brent diperdagangkan di level tertinggi sejak Juli 2015. Ini menunjukkan kalau OPEC memperbaiki kepatuhannya dengan memangkas pasokan yang disepakati. Ini juga diperkirakan diikuti oleh Rusia.

Menurut sumber, the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan melanjutkan pengurangan produksi minyak hingga 2018. OPEC akan melakukan pertemuan di Wina pada 30 November.

Sebelumnya produksi minyak OPEC pada Oktober turun 80 ribu barel per hari menjadi 32,78 juta barel per hari. Kepatuhan terhadap jatah pasokan yang dijanjikan naik menjadi 92 persen dari 86 persen pada September. Analis mengharapkan Rusia tetap mematuhi kesepakatannya untuk batasi produksi minyak sebesar 300 ribu barel per hari.