Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah Amerika Serikat turun setelah berada sedikit lagi menuju level tertinggi di 2017 pukul 2017 pada hari Rabu, menimbulkan pertanyaan tentang apakah sebuah kenaikan yang dimulai pada bulan Juni telah mencapai puncaknya.
Di sisi lain, tren harga minyak masa depan menunjukkan bahwa minyak mentah global yang berkepanjangan akan segera berakhir.
Namun pada tingkat yang tinggi ini, harga juga rentan terhadap poin data yang mengecewakan dan profit taking karena para pedagang melihat adanya keuntungan pada kenaikan baru-baru ini.
Advertisement
Minyak mentah berjangka turun lebih dari US$ 1 per barel pada hari Rabu setelah data pemerintah menunjukkan stok minyak mentah A.S. menurun kurang dari angka yang diprediksikan industri sebelumnya.
Laporan Departemen Energi juga menunjukkan ekspor minyak A.S. mencapai titik tertinggi sepanjang masa, sementara produksi negara merayap menuju tingkat rekor.
Dilansir CNBC, Jumat (3/11/2017), harga minyak mentah Amerika Serikat West Texas Intermediat turun 8 sen pada penutupan sesi ke level US$ 54,3 per barel dan diperdagangkan di kisaran level tersebut kemarin waktu setempat.
Sementara harga minyak mentah acuan internasional Brent juga turun 45 sen ke level US$ 60,49 dan merosot ke level US$ 60 pada Kamis.
Â