Sukses

AP I Raup Laba Rp 1,54 Triliun sampai September

Bisnis aeronautika menyumbang 57 persen dari total pendapatan atau Rp 3,24 triliun.

Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 1,54 triliun sampai dengan September 2017. Angka ini naik 24,13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp 1,24 triliun.

Kenaikan laba ini seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha perseroan yang tumbuh 20,24 persen, yaitu dari Rp 4,64 triliun pada Januari sampai September 2016 menjadi Rp 5,58 triliun pada periode yang sama tahun ini.

“Dengan capaian hingga September ini, kami yakin target untuk melayani 90 juta penumpang di tahun 2017 ini dapat tercapai. Angka ini artinya penumpang tumbuh sekitar 7 persen dibandingkan realisasi trafik penumpang tahun lalu yang tercatat sebesar 84,7 juta orang. Dengan pertumbuhan trafik ini, Angkasa Pura I tetap menjaga standar keamanan dan layanan,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi dalam keterangannya, Senin (5/11/2017).

Bisnis aeronautika menyumbang 57 persen dari total pendapatan atau Rp 3,24 triliun. Angka ini naik 20,96 persen dari raihan periode Januari - September 2016 yang hanya Rp 2,67 triliun.

Sementara bisnis non-aeronautika tercatat sebesar Rp 2,12 triliun atau naik 14,53 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 1,85 triliun.

Dari sisi trafik penumpang, Angkasa Pura I juga mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang sebesar 6,2 persen di 13 bandara kelolaannya sampai dengan September 2017 ini.

Pada periode ini Angkasa Pura I melayani 66,9 juta penumpang, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya sebanyak 63 juta penumpang.

Perseroan juga membukukan kenaikan pergerakan pesawat hingga September 2017, yaitu sebanyak 583 ribu pergerakan atau tumbuh 3,14 persen dibanding pergerakan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 565 ribu pergerakan pesawat.

Sedangkan kargo justru tumbuh dua digit, yaitu sebesar 15,4 persen, dengan total 295 ribu ton dibanding tahun 2016 lalu yang hanya mencapai 256 ribu ton.

Dari sisi produksi aeronautika, terdapat peningkatan tipis pada pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U) sebesar 1,54 persen dari 20 juta ton pada periode Januari - September 2016 menjadi 21 juta ton pada periode yang sama di 2017.

Sedangkan pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) tumbuh 5,98 persen menjadi 30 juta pax pada periode Januari - September 2017 dari 28 juta pax di periode yang sama tahun lalu.

 

2 dari 2 halaman

Jumlah Penerbangan Naik

Peningkatan produksi aeronautika tersebut disebabkan penambahan jumlah penerbangan (flight) dan rute baru di beberapa bandara.

Penambahan penerbangan domestik terjadi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Internasional Lombok, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara El Tari Kupang.

Sedangkan penambahan penerbangan internasional terjadi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Sementara itu rute baru domestik terjadi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Adi Soemarmo Solo.

Sedangkan rute baru internasional terjadi di Bandara Sultan Hasanuddin Makasar, Bandara Internasional Lombok, Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, dan Bandara Adi Soemarmo.

“Untuk meningkatkan kinerja perseroan, Angkasa Pura I secara pro-aktif menawarkan pembukaan rute baru dari dan menuju bandara-bandara Angkasa Pura I bagi maskapai global dengan memberikan insentif berupa potongan harga atau menggratiskan biaya pendaratan. Pengoptimalan kinerja anak perusahaan juga dilakukan untuk mencapai target yang telah ditentukan,” imbuh Israwadi.