Sukses

Laporan Paradise Papers Ungkap Rahasia Taipan Dunia Hindari Pajak

Sebagian besar arsip ini memberi informasi mengenai cara-cara picik perusahaan papan atas dunia menyembunyikan kekayaan mereka sebenarnya.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penyelidikan terbaru diungkap ke publik minggu ini, diberi nama Paradise Papers. Penyelidikan tersebut menelisik keterlibatan pebisnis papan atas, pimpinan pemerintahan, tokoh dalam bidang politik, global dan hiburan dalam hal menyembunyikan kekayaan mereka demi menghindari incaran pajak.

Dilansir dari The Guardian, Senin (6/11/2017), detail mengenai informasi tersebut ada dalam 13,4 juta dokumen. Sebagian besar arsip itu memberi informasi mengenai cara-cara picik perusahaan papan atas dunia menyembunyikan kekayaan mereka.

Mereka menggunakan kerumitan struktur yayasan dan perusahaan-perusahaan tertutup untuk melindungi uang mereka dari otoritas pajak atau menyembunyikan transaksi mereka. Meski demikian, sebagian besar transaksi ini disebutkan tidak melanggar hukum.

Sama halnya dengan Skandal Panama Papers yang diungkap tahun lalu, dokumen itu diperoleh oleh surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung, yang kemudian meminta International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) atau Konsorsium Jurnalis Investigatif untuk melakukan penyelidikan.

Pengungkapan ini akan memberi tekanan pada para pemimpin dunia, termasuk Trump dan perdana menteri Inggris, Theresa May. Hal ini bertolak belakang dengan keputusan mereka yang telah berjanji untuk mengekang skema penghindaran pajak agresif.

Publikasi Paradise Papers dilakukan oleh lebih dari 380 wartawan dan menghabiskan waktu selama 1 tahun. Mereka menyisir berbagai data yang didapat dari 70 tahun silam.

Penemuan Paradise Papers ini sangat mengejutkan, apalagi di tengah ketimpangan pendapatan global yang makin meningkat.

Berikut beberapa fakta mengejutkan yang diungkap dalam Paradise Papers:

1. Dana jutaan pound dari kekayaan real estate Ratu Inggris telah diinvestasikan dalam dana Cayman Islands. Sebagian dari uang ini disalurkan ke pebisnis ritel yang diduga banyak mengeksploitasi keluarga miskin dan tidak berada.

2. Berbagai persetujuan tersembunyi dari anggota kabinet, penasihat dan donatur Donald Trump. Termasuk di antaranya pembayaran substansial dari perusahaan yang dimiliki bersama oleh menantu Vladimir Putin kepada perusahaan logistik milik Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.

3. Facebook dan Twitter mendapat investasi ratusan juta dolar AS yang bersumber dari institusi finansial milik pemerintah Rusia.

4. Menteri Keuangan di bawah pimpinan Justin Trudeau mengelola lembaga Cayman Islands yang digunakan untuk menghindari pajak.

5. Berbagai skeman penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan multinasional seperti Nike dan Apple.

6. Cara-cara picik yang dilakukan oleh nama-nama besar di industri film dan TV untuk melindungi kekayaannya dengan menempatkan uangnya secara off-shore.

 

2 dari 2 halaman

Ada Nama Ratu Elizabeth

Untuk diketahui, dokumen keuangan dalam skala besar, jumlahnya sekitar 13,4 juta, bocor ke publik. Bocoran yang dinamakan Paradise Papers (Dokumen Surga) mengungkapkan bagaimana orang superkaya, termasuk Ratu Elizabeth, diam-diam berinvestasi di luar negeri, di mana surga pajak (tax haven) berada.

Seperti halnya Panama Papers, dokumen-dokumen tersebut didapat surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, yang kemudian meminta International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) untuk melakukan investigasi secara lebih rinci.

BBC Panorama dan Guardian termasuk dalam 100 lebih media yang menginvestigasi dokumen-dokumen tersebut.

Sejumlah dokumen yang telah dibocorkan pada Minggu 5 November 2017 baru sebagian kecil, yang mengungkap skandal pajak dan keuangan -- dari ratusan orang dan perusahaan yang namanya disebut dalam data.

Sejumlah pelaku bisnis terbesar di dunia, kepala negara, dan tokoh global dalam bidang politik, hiburan dan olahraga diduga kuat melindungi kekayaan mereka di tempat-tempat rahasia, dengan memanfaatkan tax havens (suaka/surga pajak) di sejumlah negara.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (6/11/2017), selain Ratu Elizabeth juga ada juga nama menteri perdagangan dalam kabinet Presiden Donald Trump, Wilbur Ross, yang disebut memiliki saham di perusahaan yang melakukan transaksi dengan pihak Rusia yang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos juga ada dalam daftar.

Selain itu, pembantu dekat PM Kanada juga dikaitkan dengan skema offshore yang berpotensi merugikan jutaan dolar uang negara dari pajak. Skandal itu mengancam bakal mempermalukan Justin Trudeau, yang saat kampanye menjanjikan penutupan surga-surga pajak (tax haven).

Stephen Bronfman, yang namanya disebut dalam Paradise Papers, adalah ketua penggalang dana kampanye Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.