Sukses

Kurangi Impor LPG, PLN Perkenalkan Kompor Listrik

Pengadaan kompor listrik ini merupakan upaya untuk mewujudkan kemandirian energi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral‎ Iganasius Jonan menyatakan, PT PLN (Persero) akan memperkenalkan kompor listrik. Alat tersebut untuk mengurangi ko‎nsumsi Liquified Petroleum Gas (LPG) sebagai bahan bakar rumah tangga.

‎"Dalam waktu dekat ini PLN akan memperkenalkan produk kompor induksi, kompor listrik,‎"kata Jonan, di Jakarta, Rabu (8/11/2017).

Pengadaan kompor listrik ini merupakan upaya untuk mewujudkan kemandirian energi. Menurut Jonnan, sumber energi listrik yang dikonsumsi kompor tersebut berasal dari pembangkit yang bahan bakarnya berasal dari dalam negeri. Hal ini sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN).

"Listrik di PLN ini dihasilkan dari batubara, dari gas dalam negeri, dari air, angin, dan sebagainya. Jadi ini mohon didukung," tutur Jonan.

Inovasi kompor listrik tersebut dapat mengurangi impor gas, yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Saat ini konsumsi LPG Indonesia mencapai 6,5 sampai 6,7 juta ton per tahun. untuk memenuhi kebutuhan tersebut 4,5 juta ton berasal dari impor.

Upaya transformasi dari LPG menjadi kompor listrik ini juga bertujuan untuk menghemat biaya. Jonan menyebutkan penghematan tersebut cukup signifikan.

"Kita berusaha untuk ganti menjadi listrik. Kalau ganti menjadi listrik itu kira-kira biayanya hanya 60 persen dari kalau kita menggunakan tabung LPG 3kg. Nanti kita akan dorong," ujarnya.

Kompor induksi adalah kompor listrik yang di tengahnya terdapat piringan pengantar panas. Berdasarkan penelusuran di situs jual beli online, harga kompor listrik, konsumsi listrik dan jenis kompor listrik ini cukup bervariasi, mulai dari sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta tergantung dari merk, aksesoris dan juga kapasitas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Elpiji 3 kg

Sebelumnya, Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) lebih gencar mendorong masyarakat mampu untuk menggunakan elpiji 5,5 kilogram (kg). Hal ini untuk mengurangi konsumsi elpiji bersubsidi 3 kg.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, elpiji bersubsidi 3 kg seharusnya digunakan masyarakat tidak mampu. Sebab itu pada tabung gas berkelir hijau tersebut tertulis ‎hanya untuk masyarakat miskin. "Kan tabung melon itu dituliskan untuk rakyat miskin," kata dia di Jakarta, Jumat (13/10/2017).

Menurut Ego, langkah mendorong masyarakat mampu tak lagi mengkonsumsi elpiji 3 kg, merupakan salah satu cara untuk meredam kenaikan konsumsi elpiji bersubsidi melebihi kuota. Selain itu, sebagai langkah awal sebelum penyaluran subsidi elpiji tepat sasaran terlaksana.

Terkait dengan pelaksanaan penyaluran subsidi elpiji tepat sasaran, dia mengaku sampai saat ini masih dalam proses pendataan masyarakat yang berhak mendapatkan.

Ego pun mengaku belum bisa memastikan waktu pelaksanaannya. "Ini pekerjaan sangat luar biasa. Sampai sekarang yang saya dapat data, Kementerian Sosial dan Kementerian ESDM punya data baru teridentifikasi masyarakat miskin itu 10-15 juta. Itu yang baru bisa diidentifikasi," dia menuturkan.

PT Pertamina (Persero) mengaku terus berupaya memenuhi kebutuhan elpiji bersubsidi. Namun terkadang di beberapa wilayah masih ditemukan kelangkaan pasokan.

Â