Sukses

Pemerintah Bakal Lepas Saham 10 Anak Usaha BUMN Tahun Depan

Rencana pemerintah melepas saham anak usaha BUMN menimbang kondisi pasar yang positif.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah optimistis bisa melepas saham atau Initial Public Offering (IPO) sekitar 10 anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun depan. Dari 10 anak usaha tersebut, lima di antaranya adalah anak usaha BUMN yang batal lepas saham tahun ini.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menerangkan, tahun ini ada empat anak usaha BUMN yang telah melakukan IPO.

Anak usaha BUMN yang telah IPO sendiri ialah PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI). Disusul oleh PT PP Presisi dan PT Wika Gedung. Kemudian PT Jasa Armada Indonesia.

"Tahun depan lihat, saya lagi kumpulin, tapi ya harusnya sih yang carry over tahun ini akan jalan. Sekarang kan empat anak usaha. Garuda Maintenance, PP Presisi, Wika Gedung, Jasa Armada, masih ada 5 yang lain yang carry over," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Rencana pemerintah melepas saham anak usaha BUMN menimbang kondisi pasar yang positif. Meski demikian, Aloysius masih enggan menyebut nama anak usaha tersebut.

"Nah aku masih kumpulin dari masing-masing deputi itu mana aja yang akan ini. Tapi saya yakin kalau bilang banyak 10 ada. 5 sama, 5 baru tapi enggak sebut nama sampai RKAP OK," jelas dia.

Menurutnya, pelepasan saham ini akan disebar atau tidak dalam waktu yang berdekatan. "Tapi sepanjang kuartal I, kuartal II, kuartal III bagusnya kita sebar," tutup dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Anak usaha Krakatau Steel

Sebelumnya, Anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yaitu PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) berencana menjual sebagian saham ke publik melalui Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia.

"Pra IPO Oktober selesai, pelaksanaan secepatnya. Kita sudah siap ini. Tapi berapa nilai tergantung pemegang saham," kata Tonno Sapoetro, Direktur Utama PT KBS, Kamis (19/10/2017).

Tonno menuturkan kalau PT KBS memiliki nilai aset sebesar Rp 2,5 triliun dengan tujuh dermaga dan 17 slot tempat sandar kapal yang berada di atas lahan seluas 98 hektare.

PT KBS sebagai anak perusahaan pelat merah mengaku, telah mendapatkan izin konsesi selama 75 tahun sejak 14 November 2016 untuk juga melayani pelabuhan curah kering dan basah. "Sebagai pelabuhan umum, artinya sudah Badan Usaha Pelabuhan (BUP)," ujar dia.

PT KBS, selain melakukan bongkar muat material, juga menjadi pelabuhan untuk pengiriman ekspor impor besi baja dari PT KS selaku perusahaan induk dan juga PT Krakatau-Posco yang notabene perusahaan patungan antara BUMN Indonesia dengan Korea Selatan.

Dirinya pun mengajak para perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan untuk tidak lagi bersaing di dalam negeri, tapi harus sudah melakukan persaingan sehat dengan pelabuhan luar negeri.

"Persaingan kita itu bukan lokal, tapi mancanegara. Jadi kita harus saling win-win. Kita juga punya sistem Pocis, Port Cigading Informasi Sistem," ujar dia.