Sukses

Hunian Hotel Whiz di Atas 70 Persen

Manajemen Intiwhiz Internasional menilai ada gonjang ganjing hunian hotel turun tergantung dari lokasi hotel.

Liputan6.com, Malang - PT Intiwhiz International selaku anak usaha dari PT Intiland Development Tbk mencatatkan kinerja positif dalam hal pengelolaan hotel dan resort.

Presiden Direktur Intiwhiz International Moedjianto S Tjahjono mengatakan, saat ini pihaknya mengelola 22 hotel mulai dari bintang 2 hingga bintang 4 yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Dari keseluruhan hotel yang dikelolanya, diklaim tingkat okupansinya cukup menggembirakan. Hal ini juga membantah adanya tren penurunan tingkat hunian hotel di Indonesia.

"Adanya gonjang-ganjing yang bilang hunian hotel turun, itu tergantung lokasi saja. Kalau kita di sini bermain di lokasi, kebanyakan di tengah kota jadi hunian kita stabil, naik terus malah karena kita terus membangun," terang Moedjianto di Malang, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2017).

Dia menuturkan, dari 22 hotel yang dikelolanya tersebut, rata-rata huniannya mencapai di atas 70 persen. Bahkan, salah satu hotel yang baru saja dibuka pada 1 November, yaitu Whiz Prime Malang, huniannya ada di angka 75 persen.

Dari 22 hotel tersebut, hunian yang paling stabil dan tinggi, kata Moedjianto, adalah Whiz Hotel di kawasan Malioboro Yogyakarta yang mencapai 89 persen. Namun juga, ada beberapa yang tingkat huniannya hanya 65 persen seperti hotelnya yang ada di Balikpapan.

"Kalau di Balikpapan itu karena pengaruh harga komoditas saja, karena beberapa waktu ini turun, jadi pebisnis yang ke sana juga menurun. Tapi semester 2 ini sudah mulai naik lagi," kata dia.

Tak mau puas dengan 22 hotel yang dikelola saat ini, Moedjianto mengaku masih terus ekspansi dengan menambah jumlah hotel di beberapa kota lagi.

Ia mencontohkan, hingga akhir tahun ini, akan ada dua hotel lagi yang akan diluncurkan, yaitu di Bromo dan di Padang. Sedangkan pada 2018, pihaknya sudah merencanakan membuka lagi di Bekasi, Manado, Karawang dan Bandung. (Yas)

 

2 dari 2 halaman

Operasikan Hotel Bintang 3 di Malang

Sebelumnya, PT Intiwhiz Internasional yang merupakan anak usaha dari PT Intiland Development Tbk, meluncurkan hotel terbarunya di Malang, Jawa Timur pada Sabtu 11 November 2017.

Whiz Prime Hotel yang memiliki kualitas bintang 3 ini hadir di pusat kota Malang, tepatnya di Jalan Basuki Rahmat. Lokasi yang strategis ini menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh Intiwhiz selaku operatornya.

"Ini menjadi hotel ke 22 yang kami kelola. Harapannya dari waktu ke waktu kita akan terus berkembang di satu tempat ke tempat lain di negeri ini," kata Presiden Direktur Intiwhizh International Moedjianto S Tjahjono di Malang, Jawa Timur, Sabtu pekan ini.

Menurut Moedjianto, hadirnya Whiz Prime ini akan melengkapi pasar perhotelan yang ada di Malang saat ini. Malang menjadi salah satu kota yang industri pariwisatanya terus berkembang.

Whiz Prime ini dibangun dengan standar kualitas hotel bintang 3 yang memiliki 70 kamar. Kamar yang disediakan terdapat dua tipe yaitu Superior dan Deluxe. Saat pembukaan hotel ini, Whiz Prime membuka harga Rp 333 ribu per malam.

Meski kualitas bintang 3, hotel ini memiliki fasilitas antara lain kolam renang, meeting room, restoran, spa dan internet corner. Meeting room di Whiz Prime ini mampu menampung 100 orang.

"Kami targetkan presentase tingkat hunian atau market sharw di Whiz Prime Basuki Rahmat Malang ini sebesar 60 persen hingga 6 bulan ke depan yang mana presentase terbesar dari total pangsa pasar adalah wisatawan dan pekerja yang melakukan perjalanan dinas," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Komisaris Utama Intiland Development Cosmas Batubara mengaku apa yang dihadirkan Intwhiz Prime ini sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam menigkatkan kunjungan wisatawan ke Indoensia.

"Langkah ini sejalan dengan kebijaksanaan perusahaan sebagai pengembang yang mengikuti langkah dan gerak pemerintah," ungkap Cosmas.

Dia juga berpesan kepada Intiwhiz untuk memperhatikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena dengan persaingan perhotelan yang semakin ketat, konsistensi pelayanan yang berkaitan langsung dengan SDM akan menjadi kuncinya. (Yas)