Liputan6.com, Jakarta Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengakui adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang di luar perkiraan pemerintah sepanjang 2017 ini.
Pola pergesaran itu di antaranya dari masyarakat yang sebelumnya belanja barang mulai beralih ke belanja jasa. Hal ini yang kemudian sedikit mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi pada 2017.
Baca Juga
"Jadi kalau dulu orang belanja ramai-ramai satu keluarga ke supermarket atau pusat perbelanjaan yang besar, kini beralih ke belanja jasa, ke sektor transportasi dan perhotelan, jadi banyak jalan-jalan," ungkap Bambang di kantornya, Senin (13/11/2017).
Advertisement
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bambang memaparkan, masyarakat kini lebih memilih belanja di minimarket yang lokasinya dekat dengan masing-masing tempat tinggal. Hal ini juga tidak terlepas kondisi lalu lintas di kota-kota besar kini macet.
Tidak hanya itu, gencarnya pemerintah dalam mempromosikan berbagai lokasi wisata di Indonesia juga mulai membuka mata masyarakat di Indonesia untuk berwisata.
"Jadi memang ada peningkatan kelas masyarakat menengah ke bawah menjadi masyarakat menengah ke atas, tapi konsumsi mereka lebih ke jasa itu tadi," ujar dia.
Hal itu juga sekaligus membantah bahwa tingkat konsumsi rumah tangga di Indonesia mengalami perlambatan. Salah satu indikatornya adalah impor barang modal dan konsumsi mengalami pertumbuhan di kuartal III 2017.
Pada kuartal III, impor barang modal mengalami pertumbuhan mencapai 24 persen dan impor barang konsumsipun tumbuh 17,7 persen.
"Jadi industri kalau impor barang itu kan untuk dijual lagi kan, ini keduanya meningkat drastis, jadi konsumsi rumah tangga itu tetap ada. Hanya saja polanya yang berubah," kata Bambang. (Yas)