Sukses

Kerja Sama Perusahaan dengan UMKM Jadi Pembicaraan di KTT-ASEAN

Sejumlah masukan disampaikan, di antaranya percepatan penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Liputan6.com, Jakarta Para kepala negara atau pemerintahan yang hadir dalam Konferesi Tingkat Tinggi (KTT-ASEAN) berkesempatan untuk berdialog dengan perwakilan dunia usaha ASEAN yang tergabung dalam ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).

Dalam dialog tersebut, mereka membicarakan tentang kerja sama perusahaan besar untuk mendorong kemajuan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sejumlah masukan disampaikan, di antaranya percepatan penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), penerapan ASEAN Business Travel Card (ABTC), penghapusan biaya-biaya yang tidak perlu dalam perdagangan, dan transparansi penerapan kebijakan nontarif.

Para kepala negara dan pemerintahan ASEAN juga menyambut baik rencana ASEAN-BAC yang akan mengintensifkan kegiatan ASEAN Mentorship or Entrepreneurs Network (AMEN) yang digagas oleh Filipina. Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita mengatakan, penguatan UMKM di ASEAN ini penting agar bisa terus bersaing di pasar global.

“Penguatan kerja sama antara perusahaan besar dan UMKM merupakan bagian dari bisnis inklusif yang bertujuan memampukan UMKM di ASEAN untuk dapat memanfaatkan integrasi ekonomi ASEAN dan turut berkontribusi, khususnya dalam meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan bahkan mampu menembus pasar global,” ungkap Mendag, seperti dilansir dari siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (15/11/2017).

Para pemimpin ASEAN juga menyampaikan apresiasi atas usaha ASEAN menetapkan “ASEAN Seamless Trade Facilitation Indicators” dalam rangka menurunkan biaya transaksi perdagangan sebesar 10 persen pada 2020.

Masing-masing negara anggota ASEAN juga berkomitmen untuk menyosialisasikan mekanisme online dan penanganan hambatan perdagangan di negara anggota ASEAN melalui ASEAN Solutions for Investment, Services, and Trade (ASSIST) kepada para pelaku usaha yang mengembangkan bisnisnya di ASEAN.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN berlangsung 13-14 November 2017 di Philippines International Convention Centre (PICC), Manila, Filipina. KTT ASEAN diikuti seluruh kepala negara/pemerintahan ASEAN dan kepala negara/pemerintahan negara mitra dagang ASEAN (China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru) serta mitra lainnya (AS, Rusia, Kanada, dan Uni Eropa).

2 dari 2 halaman

Presiden Jokowi Berharap Jepang Tetap Jadi Mitra Utama ASEAN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Jepang merupakan salah satu mitra strategis dan mitra wicara pertama ASEAN, yang telah banyak berkontribusi kepada ASEAN.

“Saya berharap Jepang tetap menjadi mitra utama ASEAN dalam memajukan keterbukaan ekonomi yang saling menguntungkan,” kata Presiden Jokowi pada pidatonya dalam KTT ke-20 ASEAN-JEPANG di Philippines International Convention Center (PICC), Manila, Filipina, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet.

Untuk itu, Presiden menekankan, negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) harus segera diselesaikan.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Jepang terhadap ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Centre, yang telah bergerak membantu pemulihan Kota Marawi, Filipina, dan membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.

Presiden mendorong agar organisasi tersebut terus diperkuat termasuk ketersediaan sumber dayanya dan berharap Jepang tetap akan memberikan dukungan bagi AHA Centre.

Terkait perkembangan di Semenanjung Korea, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya peran Jepang dalam memelihara stabilitas dan keamanan untuk menghindari terjadinya perang.

“Untuk itu, saya harap peran Jepang dalam mengupayakan terus dibukanya jendela bagi penyelesaian secara damai,” ucap Presiden Jokowi.