Sukses

Tak Bikin Bangkrut, Pasangan Ini Nikah dengan Biaya Rp 17 Ribu

Selain uang administrasi yang harus dikeluarkan, biaya terkait pernikahan yang dikeluarkan ternyata hanya 1 pound sterling atau Rp 17 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Georgina Porteus dan Sid Innes baru saja selesai menggelar pesta pernikahannya. Seperti layaknya pernikahan pada umumnya, pasangan asal Skotlandia ini mengundang keluarga dan teman-teman terdekat. Sepasang cincin, bunga, kue pernikahan dan fotografer pun ada untuk memeriahkan suasana

Tapi uniknya, biaya pernikahan mereka tidaklah memeras kantong. Selain biaya administrasi yang harus dikeluarkan, biaya terkait pernikahan yang dikeluarkan ternyata hanya 1 pound sterling atau Rp 17 ribu. Uang ini digunakan Innes untuk membeli gaun pengatin di sebuah situs pertukaran barang bekas.

Seperti dilaporkan express.co.uk, sang mempelai pria menggunakan jas setelan lama yang ia beli setahun sebelum pernikahan. Sementara sang fotografer dibayar dengan konsep barter. Sebagai gantinya pasangan pengantin baru ini siap membuat film bersama si fotografer.

Lalu bagaimana dengan makanan? Porteus dan Innes juga punya cara unik untuk mengakali biaya katering pernikahan yang sering kali membengkak.

Makanan untuk undangan diadakan dengan konsep potluck, artinya setiap tamu yang datang harus bawa makanan sendiri yang akan dibagikan dengan orang lain. Sementara kue pernikahannya dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada dirumah.

Innes dan Porteus disahkan menjadi suami istri oleh pendeta lokal yang menawarkan jasanya dengan gratis. Tamu yang datang pun bisa memberikan hadiah pernikahan untuk disumbangkan ke orang yang lebih membutuhkan.

Urusan band pengiring pengantin diserahkan pada ayah mempelai wanita. Ayah Innes membawakan lagu jazz dengan bermain saxophone untuk menghibur tamu yang hadir. Tak lupa, Porteus dan Innes pun hanya menggunakan gudang di belakang rumah untuk menggelar pesta pernikahan.

Kreasi yang paling unik adalah cincin perkawinan. Alih-alih membeli cincin yang terbuat dari emas atau logam mulia, dua sejoli ini memutuskan untuk membuat cincin sendiri. Cincin tersebut dibuat dari tanduk hewan tak terpakai yang ada di belakang taman rumah mereka.

Usut punya usut, ternyata kedua pasangan ini senang akan barang-barang daur ulang. Selain ramah lingkungan, mereka juga tidak perlu keluar uang banyak.

“Hari pernikahan seharusnya adalah hari di mana kita menikahi orang yang dicintai dan untuk kami hanya itu yang penting, kami menjadi suami dan istri. Kami tidak membutuhkan atau mengingkan acara yang ramai atau mewah,” kata Innes.