Sukses

Pelaku Industri Kreatif RI Masih Minim Tangkap Peluang E-Commerce

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan Indonesia hanya menjadi pasar bagi pelaku industri e-commerce global.

Liputan6.com, Balikpapan - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan Indonesia merupakan pasar potensial industri e-commerce global bernilai US$ 8,3 miliar atau sekitar Rp 112,41 triliun (asumsi kurs Rp 13.543 per dolar Amerika Serikat) pada 2017.

Masyarakat Indonesia menjadi salah satu pengguna aktif internet ditunjukkan dari jumlahnya menyentuh 100 juta jiwa. Dengan jumlah itu, pengguna internet di Indonesia mencapai nomor lima di dunia. Masyarakat Indonesia menjadi pengguna internet terbesar dunia di bawah China, Amerika Serikat, India dan Brazil. Namun, Indonesia saat ini hanya menjadi pasar potensial perkembangan sektor e-commerce maupun game online.

"Potensi e-commerce sebesar US$ 8,3 miliar pada 2017 ini," kata Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif, Hari Santoso Sungkari di Balikpapan, Kamis (16/11/2017).

Hari mengatakan, tren industri e-commerce terus meningkat seiring perkembangan teknologi komunikasi global. Pertumbuhan sektor industri baru ini melonjak pesat dan diperkirakan mencapai US$ 156 miliar pada 2025.

"Tren peningkatan industri ini sudah terlihat sejak 2015 yang jumlahnya mencapai US$ 3,7 miliar US dolar," kata dia.

Selain keberadaan industri e-commerce, Hari turut menyoroti perkembangan industri game online yang menawarkan angka fantastis sebesar US$ 600 juta atau Rp 8,1 triliun pada 2016. Potensi sektor ini melonjak 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat US$ 321 juta.

Meski demikian, Hari menyebutkan, pelaku industri kreatif Indonesia masih minim menangkap peluang perkembangan e-commerce maupun game online saat ini. Dia mencatatkan, pelaku pengembang sektor e-commerce dan game online di Indonesia hanya sebanyak satu persen.

"Mayoritas developer e-commerce dan game online dunia berasal dari negara-negara maju saja. Kita masih menjadi pasar bagi industri ini," ujar dia.

Hari mengatakan, masyarakat Indonesia harus mulai melirik sektor industri digital ini yang diperkirakan melibas industri konvensional di masa mendatang. Sektor industri kreatif ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan bervisi wawasan masa mendatang.

Masyarakat Indonesia, kata Hari, punya kemampuan ekonomi kreatif yang tidak kalah dibandingkan dunia global. Dia menuturkan, SDM Indonesia lebih mengenali kultur budaya lokal yang menjadi kebutuhan dalam negeri.

"SDM di sini punya kemampuan handal di bidang kuliner, fashion, game dan film yang bisa dikemas dalam sektor e commerce maupun game online. Kita punya keunggulan kultur budaya Indonesia," ujar dia.

Kurikulum pendidikan Indonesia juga harus menyesuaikan adanya perkembangan industri digital yang merambah berbagai sektor. Para calon tenaga kerja Indonesia harus didorong mampu menelorkan ide ide kreatif yang punya nilai ekonomi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Dorong Pelaku Industri Kreatif Lokal

Satu di antara pelaku industri kreatif lokal adalah Andi Taru Nugroho Wismono, pendiri Educa Studio yang memproduksi 280 game edukasi. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 30 juta warganet yang mengunduh aplikasi game online di playstore secara gratis.

"Saya memulai produksi game edukasi sejak 2014 lalu dengan istri," ujar dia.

Andi merupakan seorang anak muda kreatif berbekal kemampuannya di bidang ilmu teknologi informasi. Jebolan Universitas Satya Wacana Salatiga kini bertranformasi menjadi developer industri digital Indonesia.

"Saat ini saya punya kantor tiga lantai dan memperkerjakan 17 pegawai," ujar dia.

"Saya bisa bekerja dengan tenang sesuai keinginan," tambah dia.

Sehubungan itu, Andi mendorong kaum muda Indonesia menekuni sektor industri kreatif yang punya peluang besar di masa mendatang. Pemerintah juga komitmen membangun sarana prasarana infrastruktur yang seiring perkembangan industri kreatif.

Andi sukarela mendukung Badan Ekonomi Kreatif yang menggelar Bekraf Developer Day di sejumlah kota Indonesia. Balikpapan menjadi salah satu lokasi dipilih mengingat potensi pelaku industri kreatif di Kalimantan.

Acara ini mengusung tema membangun kemandirian bangsa melalui digital menggandeng Asosiasi Game Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bebras Indonesia, Codepolitan, Line, Ericsson, Google, IBM, Intel, Microsoft, Samsung dan perusahaan teknologi Indonesia.

Â