Sukses

Menko Darmin: Ritel Tutup, Hadapi Saja Situasi Ini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution pasrah dengan maraknya toko ritel yang tutup di tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pasrah dengan maraknya toko ritel yang menutup kegiatan operasional dalam setahun terakhir. Faktor penyebabnya karena pengaruh fenomena digitalisasi, termasuk keberadaan bisnis online (e-commerce) bukan perlambatan ekonomi.

"Kita tidak bisa lagi memilih sekarang ini. Kita hadapi saja situasi tersebut. Siapkan diri kita, karena ritel pasti terpengaruh dengan perkembangan ini (digitalisasi). Anda kan sudah lihat 7-Eleven tutup," papar Darmin di Gedung Indosat, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Dia memperkirakan digital atau e-commerce akan terus berkembang sehingga menuntut kesiapan dan antisipasi ritel-ritel konvensional, termasuk sumber daya manusia.

Namun demikian, Darmin meminta kepada seluruh pihak untuk tidak beranggapan bahwa tutupnya toko ritel modern akibat perlambatan ekonomi.

"Jangan dianggap selalu ekonomi melambat, tapi ekonomi sedang mengalami dinamikanya menyesuaikan diri terhadap perkembangan ekonomi yang ada," tutur Darmin.

 

2 dari 2 halaman

Bos Nielsen Buka-bukaan soal Tutupnya Ritel di Indonesia

Marketing Effectiveness Lead, Nielsen Growth Markets Prashant Singh mengatakan, tren global menunjukkan ritel-ritel global dan department store pun tutup. Prashant mengatakan, tren ini disebabkan oleh proximity retail, saat masyarakat lebih memilih untuk belanja di tempat yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal.

Prashant menjelaskan, ritel besar, supermarket, hypermarket digambarkan seperti kotak yang besar. Barang yang dijual di ritel besar itu pun bisa didapatkan di minimarket yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat.

"Supermarket menjadi lebih kecil, dan toko-toko yang dekat dengan lingkungan rumah justru semakin banyak," tutur Prashant di acara AdAsia di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (8/11/2017).

Prashant mengatakan, masyarakat kini ingin mendapatkan akses yang semakin mudah untuk berbelanja. Dari toko yang semakin dekat dengan tempat tinggal, lanjut Prashant, tren pun bergerak ke belanja online.

"Ini akan berhubungan dengan e-commerce. Ponsel akan menjadi tempat belanja paling nyaman. Jadi, ini menurut saya adalah tren global yang sulit dihentikan," tambahnya.

Prashant juga menampik tren tutupnya ritel karena daya beli masyarakat yang menurun. Ia menilai ini karena teknologi yang semakin berkembang.

"Saya rasa ini adalah kebiasaan natural, konsumen lebih hemat, dan saya tidak punya pandangan bahwa daya beli masyarakat menurun," ujar dia.