Liputan6.com, Jakarta Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) diketahui berencana melebarkan sayap bisnisnya ke wilayah lain selain Asia, seperti Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Ekspansi ini demi meningkatkan pendapatan di luar pasar domestik yang sedang melamban.
Melansir laman Nasdaq, Kamis (16/11/2017), perusahaan bahkan telah merekrut sekitar 180 karyawan yang akan disebar pada sejumlah kantornya di berbagai negara.
Sektor yang menjadi incaran antara lain telekomunikasi, media, teknologi dan perawatan kesehatan. Langkah ekspansi dan rekrutmen baru diambil perusahaan agar bisa bersaing dengan institusi keuangan lainnya di tiga wilayah tersebut.
Advertisement
Bahkan, Mitsubishi UFJ Financial juga berencana untuk melakukan perekrutan lagi di wilayah sasarannya. Kemudian membuka cabang baru di Amsterdam untuk menyediakan layanan di wilayah Eropa pasca Brexit. Perusahaan juga berpikir membuka cabang di Paris.
Mitsubishi UFJ melihat ekspansi ini sebagai kesempatan untuk melawan lambannya pertumbuhan ekonomi Jepang dengan meningkatkan pendapatan dari luar negeri.
Motif Akuisisi Bank Danamon
Di Indonesia, MUFG melalui unit bisnis, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMUFJ), dikabarkan berniat membeli 40 persen saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN).
Namun, belum diketahui alasan perusahaan berkeinginan mengakuisisi saham bank yang saat ini dimiliki perusahaan asal Singapura, Temasek Holdings tersebut.
Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai, motif akuisisi masih beragam, seperti pertimbangan dengan performa keuangan perusahaan maupun harga sahamnya atau hal lain.
"Motifnya lalu apa? Apakah masalah harga (saham Danamon) yang murah dalam mengakuisisi? Atau faktor lain seperti hubungan Danamon usaha ritel di Indonesia?” ujar dia.
Sejak beredarnya kabar akuisisi tersebut, para pelaku pasar telah melakukan spekulasi terhadap transaksi saham Bank Danamon di bursa.
Pada Kamis (9/11/2017), harga saham Bank Danamon sempat naik 18,04 persen menjadi Rp 5.725 per saham. Namun kemudian harga saham bank ini terkoreksi. Sampai pada penutupan Kamis (15/11/2017), saham Bank Danamon tercatat Rp 5.508 per saham.
Seperti diketahui, keinginan MUFG untuk mengakuisisi Bank Danamon sebenarnya sudah bukan isu baru. Sejak 2013, bank asal Jepang itu dikabarkan sudah berniat mengakuisisi Danamon setelah sebelumnya kesepakatan akuisisi yang akan dilakukan oleh DBS Group Holdings Ltd batal.
Demi melebarkan sayap bisnisnya di Asia Tenggara, menurut sumber Reuters saat itu, MUFG menyatakan ketertarikannya untuk mengakuisisi Bank Danamon.
Tak sampai di situ, pada akhir tahun 2015, perusahaan ini juga dikabarkan berniat mengakusisi 39 persen saham PT Bank Panin Tbk (PNBN) dari The Australia and New Zealand Banking Group Ltd (ANZ).
Keinginan tersebut terjadi setelah pembicaraan ANZ dengan Mizuho Financial Group Inc, terkait rencana akuisisi Bank Panin batal. Akan tetapi, rencana MUF tersebut juga tidak pernah terwujud.
Penjelasan Bank Danamon
Manajemen PT Bank Danamon Tbk menyatakan pihaknya telah menerima pemberitahuan dari pemegang saham utama mengenai hal tersebut.
"Perseroan telah menerima pemberitahuan dari Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd (AFI), pemegang saham pengendali perseroan, bahwa AFI telah menerima expression of interest sehubungan dengan saham milik mereka dalam perseroan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Bank Danamon Tbk Rita Mirasari dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Kamis (9/11/2017).
Baca Juga
Ia menambahkan kalau pihaknya pengerti bahwa ketertarikan itu masih bergantung pada hasil negosiasi lebih lanjut. "Dan belum tentu menghasilkan perjanjian yang mengikat sehingga transaksi belum tentu terlaksana," ujar dia.
Oleh karena itu, pemegang saham dan pihak manapun disarankan untuk senantiasa bersikap prudent dalam melakukan transaksi atas saham perseroan.
Dengan ada kabar BTMU berniat akuisisi saham, PT Bank Danamon Tbk mendorong kenaikan harga sahamnya. Berdasarkan data RTI pukul 15.12 WIB, saham PT Bank Danamon Tbk naik 17,01 persen ke posisi Rp 5.675 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.578 kali dengan nilai transaksi Rp 148,2 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement