Sukses

AirAsia Bakal Tambah 7 Pesawat di 2018

Tujuh pesawat itu merupakan Airbus 320, jenis yang paling banyak dioperasikan AirAsia selama ini.

Liputan6.com, Singapura - Maskapai penerbangan AirAsia Indonesia berencana menambah jumlah pesawat untuk melayani berbagai rute di Indonesia. Penambahan armada ini sebagai bentuk perusahaan mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke Indonesia.

CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengatakan, setidaknya akan ada tujuh pesawat yang akan tiba pada 2018. Tujuh pesawat itu merupakan Airbus 320, jenis pesawat yang paling banyak dioperasikan perusahaan selama ini.

"Tahun depan kita akan tambah lima pesawat lagi, tahun ini sebenarnya ada dua yang datang, tapi tertunda, tapi itu akan datang di tahun depan, jadi total ada tujuh di 2018," kata Tony kepada wartawan seperti ditulis Jumat (17/11/2017).

Tony mengaku antusias dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia, tidak hanya untuk rute dalam negeri, tapi juga rute internasional. Hal ini dikarenakan fokus Presiden Joko Widodo yang terus membangun destinasi wisata baru, selain Bali.

Banyaknya lokasi wisata baru ini menjadi angin segar bagi industri maskapai. Pengembangan wisata ini juga dibarengi pembangunan fasilitas infrastrukturnya, seperti bandara.

"Saya juga sudah sampaikan ke Presiden Jokowi kita akan terus dukung untuk mendatangkan wisata ke Indonesia. Karena Indoensia ini luar biasa, tidak hanya Bali, ada Danau Toba, Labuan Bajo, dan masih banyak lagi," jelas dia.

Pesawat-pesawat baru yang akan datang tahun depan, direncanakan bakal digunakan untuk ekspansi ke pasar domestik dan internasional.

Sebelumnya, Tony mengaku sangat tertarik untuk berekspansi ke Labuan Bajo. Hanya saja, dirinya masih mempertimbangkan kemungkinan ekspansi tersebut di tahun depan.

Saat ini AirAsia Group mengoperasikan pesawat-pesawat narrow body sejenis Airbus 320. AirAsia Group di Indonesia mengoperasikan 22 pesawat A320 dan 2 peswat A330.

"Untuk Labuan Bajo itu potensi wisata disana sangat bagus sekali. Saat ini memang kami belum, tapi nanti akan ke sana," ucap dia. 

2 dari 2 halaman

Terminal 4 Bandara Changi Contoh Bandara Masa Depan

AirAsia Group telah beroperasi di Terminal 4 Bandara International Changi di Singapura sejak 7 November 2017. Beroperasinya AirAsia di terminal 4 menjadi nilai tambah bagi maskapai dalam mewujudkan mimpi sebagai maskapai berbasis digital.

CEO AirAsia Group, Tony Fernandes, mengaku kagum dengan layanan di Terminal 4 Bandara Changi tersebut. Bahkan dia mengaku Terminal 4 Bandara Changi bisa menjadi contoh untuk pengembangan bandara ke depannya, terlebih bandara yang melayani maskapai berbiaya hemat (LCC).

Tony menjelaskan, AirAsia akan menggunakan data dari operasional di Terminal 4 Changi, yang menawarkan sistem Fast and Seamless Travel (FAST), sebagai referensi aktual tentang bagaimana sebuah bandara untuk penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) beroperasi dengan lebih baik melalui digitalisasi. Hasil studi dari operasional di Terminal 4 akan diimplementasikan di AirAsia Group.

"Pindah ke Terminal 4 adalah sebuah langkah lanjutan dalam perjalanan kami untuk menjadi maskapai penerbangan digital. Kami telah memulai serangkaian langkah untuk membuat penerbangan menjadi lebih baik dan menyenangkan sejak sebelum dimulai, saat penerbangan berlangsung maupun setelahnya bagi para penumpang kami," ungkap Tony di Crowne Plaza Bandara Changi, Kamis (16/11/2017).

Terminal baru yang dilengkapi dengan fasilitas mutakhir ini menerapkan prinsip-prinsip FAST seperti kiosk check-in otomatis untuk mengakses informasi penerbangan yang telah dipesan dan mencetak boarding pass serta tag untuk tas bagasi, juga fasilitas auto bag drop, proses imigrasi dan boarding gate, yang kesemuanya didukung oleh teknologi pengenalan wajah.

Selain pengalaman yang lebih baik bagi penumpang dan efisiensi dari FAST, AirAsia juga akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan kedatangan penumpang-penumpang baru dan konektivitas transportasi ke kota yang disediakan oleh Changi Airport Group (CAG) yang mendukung upaya maskapai untuk menambah penerbangan dan memperkenalkan rute baru yang akan meningkatkan konektivitas dengan Singapura.

"Peningkatan penghematan dan efisiensi dari FAST selaras dengan upaya kami untuk mempertahankan struktur biaya yang terjangkau serta visi kami untuk menawarkan perjalanan yang lancar. Hal ini akan berujung pada tarif yang lebih hemat bagi para penumpang dan lalu lintas yang lebih banyak untuk Changi. Jadi masa depan bandara LCC itu harus seperti ini," paparnya.