Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak ke posisi tertinggi dalam satu bulan, terpicu melemahnya Dolar Amerika Serikat (AS), seiring ketidakpastian tentang kemajuan usulan kebijakan pajak yang konon akan menjadi yang terbesar sejak tahun 1980-an.  Â
Melansir laman Reuters, Sabtu (18/11/2017), harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi US$ 1,293.53 per ounce. Harga ini berada di jalur kenaikan satu hari terbesar sejak 28 Agustus.
Baca Juga
Juga naik ke harga tertinggi sejak 16 Oktober di posisi US$ 1,297. Secara mingguan, harga emas menguat 1,3 persen, kinerja mingguan terkuat sejak pertengahan Oktober.   Â
Advertisement
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember stabil naik 1,4 persen di posisi US$ 1.296,50 per ounce.
"Nasib akhir reformasi pajak yang belum jelas di Kongres membuat sentimen berubah tajam terhadap dolar, yang akhirnya memungkinkan emas untuk menguji kunci stabilitas jangka menengahnya di posisi US$ 1.310 awal minggu depan," kata TaiWong, Kepala Perdagangan Logam Mulia BMO Capital di New York.
"Ada juga banyak kekhawatiran tentang laju pasar ekuitas. Mungkin sudah sedikit lelah untuk saat ini, dan seharusnya mendukung emas dalam jangka pendek," kata Jonathan Butler, Analis Komoditas Mitsubishi di London.   Â
Dolar melemah terhadap enam mata uang lainnya. Mata uang ini mencatat penurunan mingguan terbesar di lebih dari sebulan.
Analis Julius Baer Carsten Menke mengatakan, bahwa dolar seharusnya menguat seiring prediksi Federal Reserve AS yang akan kembali menaikkan suku bunga.   Â
"Volatilitas di pasar emas turun menuju rekor terendah dengan sebagian besar ayunan jangka pendek yang disebabkan oleh pergeseran harapan tentang prospek kebijakan moneter AS," jelas dia dalam sebuah catatan.
Adapun harga Perak mengikuti emas yang lebih tinggi dengan naik 1,4 persen menjadi US$ 17.31 per ounce. Harga Platinum naik 2,3 persen menjadi US$ 952,30, setelah naik ke level US$ 954.30, tertinggi sejak 20 September. Sedangkan harga Paladium naik 1 persen menjadi US$ 996,75.   Â
Â