Sukses

Ujicoba Aspal Sampah Plastik di Tol Merak Molor ke Desember

Sebelumnya Kementerian PUPR menjadwalkan ujicoba aspal sampah plastik di tol Tangerang-Merak pada November ini.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan ujicoba penggunaan aspal campuran sampah plastik di tol Tangerang-Merak mundur dari jadwal awal November 2017. Pengaspalan rencananya akan dilakukan di ruas tol tersebut pada Desember ini.

"Agak mundur dari rencana awal. Info terakhir akan dilaksanakan pada Desember ini," kata Kepala Badan Litbang Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (19/11/2017).

Sebelumnya Kementerian PUPR menjadwalkan ujicoba aspal sampah plastik di tol Tangerang-Merak pada November ini, selepas implementasi hal serupa di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Danis beralasan, mundurnya jadwal ujicoba aspal sampah plastik di ruas tol tersebut karena menyesuaikan dengan program pemeliharaan tol. "Disesuaikan dengan program pemeliharaan tolnya," ujarnya.

Pada Desember ini, dia menambahkan, ujicoba aspal dari campuran sampah plastik akan dilaksanakan di lokasi ramp atau jalan penghubung menuju rest area atau area istirahat tol Tangerang-Merak. "Tepatnya di lokasi ramp menuju rest area dengan luas 250 meter x 7 meter," Danis mengungkapkan.

Menurutnya, sangat mungkin menggunakan aspal campuran sampah plastik untuk jalan tol ke depannya. Sebab, Danis bilang, aspal ini sudah terbukti kuat dilintasi kendaraan.

"Kan bertahap, kita amati dulu hasilnya, perlu waktu. Yang pasti aspal sampah plastik kuat, karena sudah dihitung dan dicoba," tegas Danis.

Tonton Video Pilihan ini:
 
2 dari 2 halaman

Kelebihan Penggunaan Aspal Bercampur Limbah Plastik

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berhasil mencampurkan limbah plastik sebagai bahan aspal dan menerapkannya di salah satu jalan di Bekasi, Jawa Barat. Pencampuran ini terbukti memiliki kualitas yang baik untuk jalan.

Penelitian mengenai pemanfaatan limbah plastik untuk bahan campuran aspal sudah dimulai sejak 2008 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR. Kemudian atas inisiasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, penelitian berlanjut kembali pada awal 2017.

"India sudah menerapkan hal ini lebih dulu. Mereka sudah bangun ribuan kilometer menggunakan aspal berbahan campuran limbah plastik ini," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono di Bekasi, Sabtu (16/9/2017).

Potensi pemanfaatan limbah plastik di Indonesia untuk menjadi bahan baku aspal jalan di Indonesia sangat tinggi. Saat ini, kebutuhan aspal nasional sekitar 1,5 juta ton per tahun.

Apabila penggunaan limbah plastik sekitar 6 persen dari kadar aspal dengan asumsi 50 persen dari seluruh campuran beraspal menggunakan limbah plastik, maka potensi penggunaan limbah plastik untuk konstruksi jalan sekitar 0,045 juta ton per tahun.

Dengan asumsi tebal lapisan 4 cm dan lebar jalan antara 7-14 meter (m), maka untuk 1 km jalan dapat menyerap 2,5-5 ton limbah plastik.

Dengan penggunaan limbah plastik ini, biaya tambahan yang diperlukan hanya sekitar 1-2 persen dari campuran beraspal konvensional, tapi kualitasnya jauh lebih tinggi.Melihat dari ketahanan terhadap deformasi, aspal dengan campuran limbah plastik ini memiliki ketahanan alur lebih tinggi.

Untuk aspal konvensional, nilai stabilitas dinamis adalah 530 lintasan/mm sedangkan untuk campuran dengan limbah plastik 5 persen menghasilkan nilai stabilitas dinamis sebesar 1830 lintasan/mm, dan untuk campuran dengan 10 persen limbah plastik menghasilkan nilai stabilitas dinamis sebesar 4875 lintasan/mm.

"Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi akdar limbah plastik, maka campuran aspal tersebut akan semakin tahan terhadap deformasi," tegas Basuki.

Tidak hanya itu, ketahanan terhadap retak lelah untuk aspal yang menggunakan campuran lahan plastik ini lebih panjang. Hasil pengujian fatigue menunjukkan bahwa penambahan 5 persen limbah plastik akan meningkatkan ketahanan campuran terhadap retak lelah.

 
Â