Sukses

Saat Kapolri Paparkan Prospek Ekonomi RI

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memaparken prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memaparkan prospek perekonomian Indonesia ke depan. Tito mengatakan, Indonesia akan menjadi salah satu negara perekonomian terbesar di dunia.

Hal itu berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga internasional seperti IMF dan Bloomberg. Menurut survei tersebut, ekonomi Indonesia akan menjadi terbesar kelima di dunia pada 2035.

"Berbagai survei Bloomberg, IMF, dan survei ekonomi lain memprediksi di tahun 2035 akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 terbesar di dunia. Ini bukan kata saya, ini kata Bloomberg, silakan di Google," kata Tito di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (20/11/2017).

Bahkan, ia menambahkan, perekonomian Indonesia akan terus meningkat. Pada 2045, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia.

Tito Karnavian mengatakan, perekonomian suatu negara terkait produksi. Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang memengaruhi produksi.

Pertama, produksi terkait populasi yang berhubungan dengan angkatan kerja. Kedua, produksi berhubungan dengan sumber daya alam. Ketiga, produksi terkait luas wilayah.

"Nah Indonesia memiliki tiga persyaratan itu, tidak banyak negara memiliki syarat itu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi RI Bakal 5,8 Persen pada 2018

Sebelumnya ekonomi Indonesia dinilai akan tumbuh lebih baik pada 2018. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan berada di kisaran 5,3-5,4 persen.

Pengamat ekonomi, Firmanzah, mengatakan, pada tahun ini, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh tidak jauh ada angka 5 persen. Namun tahun depan pertumbuhan tersebut akan lebih baik.

"Tahun depan ekonomi kita bisa tumbuh lebih sedikit lebih baik dibandingkan tahun ini. Kalau saya melihat tahun ini kemungkinan besar kita akan menutup ekonomi kita dikisaran 5,04-5,08 persen. Tahun depan kalau kita lihat prediksi IMF, World Bank, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,3-5,4 persen," ujar dia di kawasan Salihara, Jakarta, Jumat 17 November 2017.

Dia menjelaskan, ada sejumlah faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun depan. Pertama, harga komoditas mentah di pasar internasional akan mengalami perbaikan sehingga berdampak pada ekspor komoditas utama Indonesia.‎

"Beberapa faktor yang bisa membuat ekonomi kita bisa tumbuh lebih baik dibanding tahun ini, pertama, proyeksi harga komoditas dunia sudah menunjukan arah perbaikan. Meskipun batu bara dan CPO belum setinggi saat booming beberapa tahun lalu, harganya sudah mengarah ke perbaikan," jelas dia.

Kedua, masuknya tahun politik yang membuat belanja partai politik akan lebih besar, khususnya di daerah yang berdampak pada daya beli masyarakat. Pada tahun depan, setidaknya akan ada 171 pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di berbagai daerah.

‎"Kemudian, meskipun daya beli masyarakat kita tetap tumbuh, tapi tidak setinggi yang diharapkan. Tapi di 2018 ada suatu motor baru yang mendorong daya beli masyarakat, yaitu belanja politik," kata dia.

Dan ketiga, pertumbuhan investasi Indonesia diperkirakan akan lebih pesat di tahun depan. Hal ini setelah Indonesia mendapatkan pengakuan soal kelayakan investasi dari tiga lembaga pemeringkatan internasional, yaitu Fitch, Moody's dan Standard and Poor's (S&P).‎

"Kemudian investasi, kita bersyukur indonesia menjadi salah satu negara dengan tujuan investasi. Peringkat kita semakin baik, dari Fitch, Moody's dan S&P. Jadi lengkap, kita memiliki risiko kredit yang friendly terhadap investasi," ujar dia.