Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) berencana memasarkan kopi asal Papua ke sejumlah negara. Hal ini bagian dari upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong kopi Papua bisa go international.
Direktur Utama PPI Agus Andiyani mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan uji coba untuk memasarkan produk tersebut di dalam negeri. Untuk pasar lokal, PPI menargetkan produk kopi berjenis arabika ini bisa dipasarkan di Pulau Jawa.
"Jadi PPI di hilir sekarang sedang berjalan. Proses uji coba dan pemasarannya sedang berjalan. (Wilayah pemasaran) Jakarta, saya akan buka gerai-gerai di seluruh Jawa. Kebetulan PPI punya gedung-gedung heritage, di Jakarta, Semarang, Solo, Jogja, dan Surabaya," ujar dia di Wamena, Papua, Selasa (21/11/2017).
Advertisement
Selain pasar lokal, PPI juga mengincar pasar ekspor untuk produk kopi Papua ini. Menurut Agus, sejumlah negara seperti China dan Rusia telah meminta PPI untuk mengekspor produk kopi asli Indonesia. Kesempatan tersebut akan dimanfaatkan untuk memasarkan kopi asal Papua ini ke dua negara tersebut.
"Saya lagi mencoba pasar ekspor ke China, Rusia, dan beberapa negara lain. Bisa kemungkinan ini sampai ke sana," kata dia.
Agus menargetkan produk kopi asal Papua ini bisa dijual ke pasar ekspor pada 2018. Hal ini juga sambil menunggu produk kopi tersebut diproduksi dan siap untuk dipasarkan.
"Sudah ada permintaan tapi kan barangnya belum ada, sekarang belum panen untuk yang Wamena. Mungkin Desember mulai panen, sudah saya siapkan mesin jahit karung, karung goni untuk supaya ketika sudah bagus disimpan nanti siap ekspor. Target 2018 awal kita ekspor," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Rini Ingin Kopi Papua Mendunia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ingin agar kopi asal Papua bisa mendunia. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan masyarakat di timur Indonesia tersebut bisa meningkat.
Hal ini disampaikan Rini saat berkunjung ke kebun kopi rakyat di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Dia mengungkapkan, kopi jenis arabika yang ditanam di Papua, khususnya Puncak Jaya, memiliki kualitas yang bagus. Namun, sayang perkebunan kopi yang ada selama ini belum digarap secara baik.
"Kopi mulia ini kualitasnya bagus. Tapi bagaimana bapak ibu petani yang memetik kopi bisa dapat pendapatan cukup, kopinya laku, tidak hanya di Indonesia, tapi dunia," ujar dia di Mulia, Puncak Jaya, Papua, Senin (20/11/2017).
Baca Juga
Agar para petani di Mulia ini bisa mengolah kopinya secara baik dan menghasilkan kualitas yang bagus, ucap Rini, Bank Mandiri membantu pembinaan dan pelatihan petani kopi. Nantinya produk kopi tersebut juga akan dibeli dan distribusikan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
"Terima kasih yang sudah berikan pembinaan, sehingga kualitas kopi bisa menjadi nomor 1, harga 100 ribu per kg. Sehingga dapat terjaga kualitasnya. Ini yang beli kopinya nanti PPI.‎ Kalau biji kopi diambil tepat waktu, penggilingan baik, kualitasnya akan bagus. Moga-moga Bank Mandiri bisa bantu," jelas dia.
Sementara itu, mengenai permintaan dari para petani terkait kekurangan pelatih, gudang, dan peralatan, Rini menyatakan BUMN akan membantu menyiapkannya. Namun, dengan syarat masyarakat di Puncak Jaya bisa hidup rukun dan menghindari konflik.
"Kami akan perhatikan gudang dan peralatan, tapi harus rukun, tidak boleh lagi ribut. Buat kelompok tani nanti dapat alat dan gudang. Tapi harus damai, jadi saya tidak takut ke sini. Kalau damai mudah-mudahan saya bisa sering ke sini. Ini harus dibina supaya dapat pendapatan yang bagus, kami janji bantu mengembangkan selama di sini damai," jelas dia.
Bupati Puncak Jaya Henok Ibo menyatakan, untuk meningkatkan pendapatan para petani kopi, ia telah menerbitkan surat keputusan (SK) terkait harga jual kopi petani.
"Kopi ini sudah 20-30 tahun ditanam‎, tapi persoalan besarnya adalah pemasaran. Saya sudah tanda tangan SK harga kopi, untuk kualitas nomor 1 harga 1 kg Rp 100 ribu, kualitas 2 harganya Rp 85 ribu, dan kualitas 3 Rp 50 ribu," tandas dia.
Â
Advertisement