Sukses

14 Lokasi Ini Bakal Nikmati BBM Satu Harga pada 2018

Dalam merealisasikan program BBM Satu Harga, tantangan yang harus dihadapi Pertamina adalah sulitnya akses menuju lokasi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII menargetkan pada 2018 program BBM Satu Harga bisa dijalankan di 14 titik lokasi di wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak masyarakat di wilayah timur Indonesi yang bisa menikmati BBM dengan harga terjangkau.

General Manager Pertamina MOR VIII Made Adi Putra mengatakan, MOR VIII yang meliputi empat provinsi tersebut ditugasi untuk melaksanakan program BBM Satu Harga di 33 titik lokasi.

Pada 2016, program BBM Satu Harga ini telah dilaksanakan pada delapan titik di Provinsi Papua, yaitu Kecamatan Anggi, Sugapa, Kasonaweja, Kabokma, Wenam, Elelim, Kenyam dan Ilaga. Sedangkan pada 2017, rencananya program tersebut akan beroperasi di 11 titik.

Dari 11 titik tersebut, lima titik lokasi di antaranya sudah beroperasi, yaitu Morotai dan Kayoa Barat di Maluku Utara, Amalata di Maluku, Moswaren di Papua Barat dan Paniani di Papua.

Hingga akhir 2017, ditargetkan akan ada enam titik lagi yang akan beroperasi, yaitu Tambraw dan Inanwatan di Papua Barat, kemudian Supiori, Waropen, Oksibil dan Boven Digoel di Papua.

"Di MOR VIII kan ditugaskan sebanyak 33 titik, yang sudah beroperasi (di 2016 dan 2017) 13 titik. Sampai akhir tahun ini (ditargetkan jadi) 19 titik. Ini kan sisa enam titik itu," ujar dia di Jayapura, Papua, seperti ditulis (22/11/2017).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Tahun depan

Sementara untuk 2018, ucap Made, pihaknya menargetkan ada 14 titik lokasi yang akan melaksanakan program BBM Satu Harga, yaitu Maybrat, Bintuni dan Wondama di Papua Barat. Kemudian Aru, Tolikara, Bolakme, Abenaho, dan Keerom di Papua.

Selanjutnya Ibu Selatan, Weda dan Maba Selatan di Muluku Utara, serta Taliabu Utara, Sulabesi Tengah dan Buru di Maluku.

‎"Di Maluku Utara tiga titik, Maluku tiga titik, sisanya delapan titik di Papua dan Papua Barat," kata dia.

‎Made mengungkapkan, dalam merealisasikan program BBM Satu Harga ini, tantangan yang harus dihadapi Pertamina adalah sulitnya akses untuk menuju lokasi yang terpencil. Bahkan di banyak titik, akses distribusi BBM hanya bisa dilakukan melalui jalur udara yang biaya angkutnya juga tidak murah.‎

"Ini karena daerah terpencil, pengangkutan materialnya, apalagi di daerah pegunungan harus melalui udara. Kemudian untuk suplainya juga kita kendalanya luar biasa," tandas dia.