Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) memberikan tarif kamar khusus bagi wisatawan yang terpaksa memperpanjang waktu tinggalnya di Bali. Hal tersebut menyusul penutupan Bandara Ngurah Rai akibat terdampak letusan Gunung Agung di Bali.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Artha Ardhana Sukawati mengatakan, hotel di Bali telah sepakat untuk memberikan rate menginap khusus kepada para wisatawan akibat adanya peristiwa alam ini.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan pengelola hotel para wisatawan yang telah berkunjung ke Pulau Dewata.
"Kalau dia harus tinggal di Bali lebih lama, kita beri harga khusus dan sebagainya. Dengan demikian, kita tetap lakukan yang terbaik bagi wisatawan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/11/2017).
Ardhana mengungkapkan, rate menginap yang diberikan kepada wisatawan lebih murah 20 persen-35 persen dibandingkan normal. Penetapan rate ini berbeda-beda tergantung kebijakan dari masing-masing hotel.
"Ratenya bermacam-macam. Ada yang memberikan lebih murah 20 persen, ada yang 35 persen. Itu kebijakan hotel masing-masing. Itu yang biasa kita berikan untuk agen perjalanan. Itu harga yang sudah bottom line," kata dia.
Pengelola hotel, lanjut dia, juga memberikan beragam fasilitas kepada para wisatawan yang belum bisa kembali ke negaranya. Ini agar para wisatawan tersebut tetap bisa menikmati liburannya meski ada aktivitas Gunung Agung.
"Kebijakan hotel biasanya ada layanan tambahan seperti free menggunakan fasilitas rekreasi apakah kolam, setiap hotel punya kebijakan tersendiri bagi tamunya," jelas dia.
Selain itu, pengelola hotel di Bali juga menyediakan transportasi, berupa bus gratis bagi wisatawan yang ingin pulang melalui Surabaya atau Lombok.
"Ada juga yang evakuasi lewat Surabaya, Lombok, kita kerja sama dengan penyedia jasa transportasi, kita berikan transport gratis kalau mereka mau ke Surabaya. Itu ada bus kita siapkan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bali Berpotensi Kehilangan Rp 237 Miliar dari Sektor Pariwisata
Letusan Gunung Agung membawa dampak signifikan terhadap sektor pariwisata di Bali. Sebab, dengan terjadinya peristiwa ini, diperkirakan ada sekitar 18 ribu wisatawan, baik domestik maupun asing yang batal datang ke Pulau Dewata dengan nilai kerugian Rp 237,6 miliar.
Tjokorda Artha Ardhana Sukawati mengatakan, saat ini, rata-rata wisatawan yang datang ke Bali, baik lokal maupun mancanegara mencapai 18 ribu orang per hari. Dengan penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung, otomatis para wisatawan tersebut tidak bisa masuk ke Bali.
Terlebih lagi, sekitar 75 persen hingga 80 persen wisatawan yang datang ke Bali menggunakan jasa transportasi udara. "Ini kalau bandaranya ditutup, berarti potensi lost-nya segitu," ujar dia.
Sedangkan untuk potensi kerugian di sektor pariwisata, lanjut Ardhana, setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali rata-rata menghabiskan uang sekitar Rp 13,2 juta. Jika dihitung dengan prediksi 18 ribu wisatawan per hari, maka potensi kehilangan pendapatan di sektor pariwisata mencapai Rp 237,6 miliar.
"Kalau dari asumsi Bank Indonesia (BI), per wisatawan itu habiskan Rp 13,2 juta, rata-rata. Jadi segitu lah potensi yang hilang (Rp 237,6 miliar). Dan untuk hotel, food and baverage itu sekitar 65 persen dari total cost mereka larinya ke sana. Jadi cukup besar," jelas dia.
Namun, kata dia, yang penting dilakukan saat ini adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang sudah berada di Bali. Dengan demikian, peristiwa alam ini tidak merusak citra Bali sebagai tujuan wisata di Indonesia.
"Yang penting bagi kita menjaga citra bali sebagai destinasi pariwisata dan budaya tetap bagus. Kita harus berikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat penutupan sementara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, 445 penerbangan terkena terdampak, baik penerbangan menuju maupun dari Bali. Penerbangan yang berangkat dari Bali dibatalkan atau ditunda.
Adapun penerbangan menuju Bali yang sudah berangkat sebelum 07.15 Wita akan dialihkan pendaratannya ke beberapa bandara sekitar Bali.
"Kami perkirakan ada 445 penerbangan yang akan mengalami pembatalan, yaitu 196 rute internasional dan 249 rute domestik," jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi dalam keterangan resminya.
Sementara dua maskapai penerbangan, yakni Citilink Indonesia dan Lion Air membatalkan sejumlah penerbangan dari dan menuju Denpasar, Bali, menyusul penutupan Bandara Ngurah Rai yang terdampak meletusnya Gunung Agung.
Citilink membatalkan 30 penerbangan dari dan menuju Bali, sementara Lion Air 52 penerbangan.
"Menyusul dengan dikeluarkannya Notam (Notice to Airmen) mengenai penutupan Bandara Ngurah Rai, demi keselamatan dan keamanan penerbangan, maka Citilink Indonesia membatalkan penerbangan dari dan ke Bali," kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia, Benny S. Butarbutar dalam keterangannya di Jakarta, hari ini.
Advertisement