Sukses

Ribuan Calon Penumpang Bandara Adi Sutjipto Batal Terbang ke Bali

Pembatalan penerbangan sementara waktu bertujuan untuk mitigasi dan antisipasi erupsi Gunung Agung.

Liputan6.com, Yogyakarta - Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali karena erupsi Gunung Agung berdampak ke Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Tercatat pada Senin, 27 November 2017, sebanyak 810 penumpang batal mendarat di Yogyakarta dan 1.123 penumpang batal berangkat dari Yogyakarta ke Denpasar.

"Setelah menerima peringatan Bandara I Gusti Ngurah Rai ditutup, kami segera mengantisipasi dengan menutup penerbangan dari dan ke Denpasar," ujar Agus Pandu Purnama, General Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Senin pekan ini.

Pada pagi hari, ia sudah membatalkan dua penerbangan ke Denpasar, yakni Lion Air dan Nam Air dengan total penumpang sekitar 400 orang. Pembatalan dilakukan ketika penumpang sudah check in, sehingga ia memberi kesempatan penumpang untuk memilih mengatur ulang jadwal atau refund (pengembalian dana).

"Kalau mengatur ulang jadwal, kami berikan pilihan waktu yang kira-kira Bandara Ngurah Rai sudah dibuka kembali, tetapi bisa juga penumpang memilih refund," ujar dia.

Ia menyebutkan ada 15 penerbangan datang serta pergi dari Yogyakarta ke Denpasar dan sebaliknya. Maskapai yang dimaksud meliputi tiga Lion Air, enam Garuda Indonesia, empat Air Asia, dan dua Nam Air.

Pandu mengatakan rapat terbatas telah dilakukan dengan maskapai penerbangan dan TNI AU. Pembatalan penerbangan sementara waktu bertujuan untuk mitigasi dan antisipasi erupsi Gunung Agung.

"Kami juga menyediakan dua parking stand untuk pesawat yang dialihkan dan tidak bisa mendarat di Ngurah Rai, TNI AU juga sudah menyediakan dua parking stand, jadi total ada empat di Yogyakarta," tutur dia.

Ia menambahkan kebijakan ini dilakukan 1x24 jam sembari menunggu keputusan selanjutnya dan setiap enam jam malam memonitor situasi untuk evaluasi. (Switzy Sabandar)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Status Gunung Agung Naik Jadi Awas

Sebelumnya, erupsi Gunung Agung terus meningkat. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin, 27 November 2017.

"Status Gunung Agung dari Siaga (Level 3) menjadi Awas (Level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.

Dia menyatakan, Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.

Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.

Sampai hari ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus-menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.

Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.

"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.

Sutopo juga mengatakan, Pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.

"Teramati letusan dengan tinggi 3.000 meter dan warna asap kelabu. Terlihat sinar api. Tremor nonharmonik menerus amplitudo 1-10 mm (dominan 1-2 mm)," ia menjelaskan kondisi terkini Gunung Agung.