Liputan6.com, Jakarta Bandara Internasional Lombok Praya kembali dibuka pada Selasa (28/11) pukul 06.00 WITA setelah sempat ditutup, akibat dampak langsung abu vulkanik (volcanic ash)Â Gunung Agung di Bali.
"Pembukaan ini berdasarkan data paper test yang disampaikan penyelenggara bandara dan petugas Kantor Otoritas Bandara IV dgn hasil NIL VA," jelas Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi dalam keterangannya.
Dia menuturkan, berdasarkan VA Advisory, Lombok Praya diluar plot peta paparan abu vulkanik (volcanic ash).
Advertisement
"Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, rapat koordinasi Kantor Otoritas Bandara bersama stakeholders terkait, yang dilaksanakan pada pukul 04.00 WITA 28 November 2017 memutuskan, membuka kembali Bandara Internasional Lombok Praya, dan beroperasi normal," tutur dia.
Dia menyebutkan, normal operasi Bandara Lombok Praya, sesuai NOTAM nomor B8926/17 NOTAMC B8909/17
Sementara itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ditutup pada Senin (27/11) ini sejak pukul 07.15 WITA hingga Selasa (28/11) akibat dampak dari debu vulkanik Gunung Agung.
Â
Â
Status Gunung Agung Naik Jadi Awas
Sebelumnya erupsi Gunung Agung terus meningkat. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin 27 November 2017.
"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya.
Dia menyatakan, Awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.
Sutopo mengatakan, tingkat erupsi Gunung Agung sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik, sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25 November 2017 pukul 21.00 Wita.
Sampai hari ini, erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.
Sutopo menyatakan, kepulan abu yang menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.
"Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata dia.
Sutopo juga mengatakan, Pos pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, melaporkan bahwa secara visual gunung jelas. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 m di atas puncak kawah.
"Teramati letusan dengan tinggi 3.000 meter dan warna asap kelabu. Terlihat sinar api. Tremor nonharmonik menerus amplitudo 1-10 mm (dominan 1-2 mm)," ia menjelaskan kondisi terkini Gunung Agung.
Advertisement