Sukses

SPBU Lahomi Nias Berdiri, Warga Tak Perlu Jalan 50 Km Beli BBM

Sejak berdirinya Kabupaten Nias Barat 8 tahun lalu, belum ada SPBU yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten Nias Barat.

Liputan6.com, Jakarta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak di Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, resmi beroperasi. SPBU tersebut menjadi lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga ke-32 di Indonesia.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harya Adityawarman menjelaskan,‎ peresmian SPBU yang berlokasi di Desa Onolimbu ini merupakan bagian dari Program BBM Satu Harga yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Program ini bertujuan agar harga BBM yang sama dapat dinikmati oleh rakyat di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan timur dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).‎

"SPBU Kompak Lahomi adalah titik ke-32. SPBU ini tidak akan terbangun kalau tidak ada sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pertamina dan pengusaha. Dengan keberadaan SPBU ini tolong dijaga. Ini adalah SPBU pertama di Nias Barat. Jangan nanti BBM diborong atau dijual ke pengecer," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (3/12/2017).

Menurut dia, SPBU Kompak Lahomi akan memudahkan masyarakat sekitar untuk mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti di Pulau Jawa, yaitu Rp.6.450 per liter untuk Premium dan Rp.5.150 per liter untuk Solar.

"Warga tidak perlu lagi menempuh jarak sejauh 20 kilo meter (km) ke arah Sirombu dan 50 km ke arah Gunung Sitoli untuk membeli BBM yang harganya sekitar Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per Liter," kata dia.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Henry Ahmad mengatakan, setiap tahun BPH Migas menetapkan kuota BBM bagi setiap kabupaten/kota, namun belum ada lembaga penyalur di Kabupaten Nias Barat.

"Setiap tahun kita tetapkan kuota untuk seluruh kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Nias Barat, tapi kok tidak ada penyalurnya? Yang ada hanya Pertamini, atau pengecer-pengecer yang dari sisi kualitas tidak bisa dipertanggungjawabkan. Itu ilegal," ungkap dia,

Dengan berdirinya SPBU Kompak Lahomi, maka kualitas bahan bakar lebih terjamin dengan harga yang sama secara Nasional. Henry juga menghimbau keepada lembaga penyalur untuk dapat mendistribusikan BBM kepada masyarakat dengan baik.

"Pemilik SPBU jangan tergiur dengan pendapatan yang lebih besar, sehingga jatuhnya bukan kepada masyarakat, tapi jatuhnya ke pengecer. Kata kuncinya ini untuk kita semua, manfaatnya juga untuk semua," tandasnya.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

2 dari 2 halaman

8 Tahun Menanti

Bupati Nias Barat, Faduhusi Daely menyatakan sejak berdirinya Kabupaten Nias Barat 8 tahun lalu, belum ada SPBU yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten Nias Barat.

"Kerinduan kami selama ini, sejak Kabupaten ini lahir 8 tahun yang lalu terobati. Selama ini kami hanya menjumpai pengecer," ungkap Faduhusi.

Kabupaten Nias Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 105 desa dengan penduduk berjumlah sekitar 92 ribu jiwa.

Berdirinya SPBU Kompak Lahomi diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan BBM dengan harga yang berlaku secara nasional.

"Bayangkan kalau kami ke Gunung Sitoli, dua jam perjalanan Pak. Kami harus cari-cari dulu itu (BBM). Program BBM Satu Harga ini luar biasa. Masyarakat kami hidup dari pertanian dan perikanan. Di sini tidak ada perusahaan, tidak ada pabrik. SPBU ini jadi ciri khas gambaran Ibu Kota Kabupaten, tadinya di sini tidak ada apa-apa," jelas dia.

SPBU Kompak Lahomi memiliki 2 tangki pendam dengan kapasitas masing-masing 15 kilo liter (kl) Premium dan 15 kl Biosolar. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Gunung Sitoli yang berjarak sekitar 58 kilo dari SPBU Kompak Lahomi.