Sukses

Gunung Agung Meletus, Bisakah Target 15 Juta Turis Tercapai?

Dari jumlah 11,62 juta kunjungan turis sepanjang Januari-Oktober, yang masuk melalui 19 pintu utama sebanyak 10,01 juta kunjungan.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis ke Indonesia mencapai 11,62 juta sepanjang Januari-Oktober 2017. Realisasi tersebut melonjak 23,55 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 9,40 juta kunjungan.

"Ada kenaikan jumlah wisman 23,55 persen menjadi 11,62 juta dari Januari-Oktober ini," kata Kepala BPS, Suhariyanto, atau yang akrab disapa Kecuk di kantornya, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Pencapaian jumlah kunjungan turis ke Indonesia pada 10 bulan ini telah melampaui realisasi jumlah kunjungan turis di tahun-tahun sebelumnya. Pada 2014, tercatat jumlah wisman yang datang ke Indonesia mencapai 9,44 juta. Kemudian naik menjadi 10,23 juta turis pada 2015, dan sebanyak 11,52 juta di periode 2016.

"Diharapkan jumlah kunjungan wisman semakin meningkat, dan wisatawan nusantara juga semakin banyak. Sehingga sektor pariwisata dapat menjadi penggerak perekonomian dan menciptakan multiplier effect," jelas Kecuk.

Dirinci lebih detail, dari jumlah 11,62 juta kunjungan turis sepanjang Januari-Oktober ini, yang masuk melalui 19 pintu utama sebanyak 10,01 juta kunjungan dan sisanya 1,61 juta masuk dari luar 19 pintu utama.

Dari 10,01 juta kunjungan wisman yang masuk ke Indonesia lewat 19 pintu utama, terbagi atas wisman reguler sebanyak 9,76 juta kunjungan, wisman khusus 247,56 ribu kunjungan.

Sementara yang 1,61 juta terdiri dari pos lintas batas 1,17 juta kunjungan wisman, dan 439,89 ribu kunjungan turis dari pintu lainnya.

Terkait dampak letusan Gunung Agung, Bali, akan mempengaruhi target kunjungan turis ke Indonesia sebanyak 15 juta pada tahun ini, Kecuk belum dapat memprediksinya. Itu artinya untuk mencapai target tersebut, masih kurang sekitar 3,38 juta turis yang harus dikejar dalam sisa waktu dua bulan ini.

"Bisa tercapai tidak ya untuk 15 juta? Kita harus menunggu pada Desember ini. Kalau kita lihat trennya, jumlahnya pesat kan penerbangan sekarang sudah dibuka, jadi dampaknya tidak akan panjang," paparnya.

Menurut Kecuk, target pariwisata bukan hanya pada realisasi jumlah kunjungan turis saja, tapi kunjungan wisman ini harus memberi dampak signifikan bagi ekonomi Indonesia, maupun kesejahteraan masyarakat.

"Yang penting bukan hanya 15 juta, tapi bagaimana kedatangan wisman itu bisa menimbulkan multiplier effect ke kehidupan masyarakat. Kalau jumlahnya tinggi saja seperti di Thailand, tapi multiplier effect-nya kecil percuma. Jadi saya menggunakan indikatornya dampak wisman apakah menumbuhkan homestay, meng-create tenaga kerja, dan lainnya," tukasnya.

2 dari 2 halaman

Inflasi November

BPS melaporkan inflasi November 2017 sebesar 0,20 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 2,87 persen, dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,30 persen.

"Inflasi November 2017 lebih rendah dari inflasi November untuk tiga tahun sebelumnya atau sejak November 2014," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Ia merinci, pada 2014 inflasi November di angka 1,5 persen. Untuk 2015, angka inflasi November di 0,21 persen. Adapun untuk 2016, inflasi bulan ke-11 tercatat 0,47 persen.

Suhariyanto melanjutkan, dari 82 kota, sebanyak 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota deflasi.

Untuk inflasi tertinggi, terjadi di Singaraja Bali yaitu 1,80 persen. Adapun untuk inflasi terendah adalah kota Bekasi dan Palopo masing-masing 0,02 persen.

Untuk angka deflasi tertinggi di Kota Tual dengan angka 2,74 persen. Untuk deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar ‎0,02 persen.

 

Video Terkini