Liputan6.com, New York - Harga emas turun ke posisi terendah dalam empat minggu terdorong penguatan dolar, setelah politisi Amerika Serikat (AS) menyetujui perombakan pajak dan pasar yang menanti hasil pertemuan Federal Reserve di akhir bulan ini.   Â
Melansir laman Reuters, Selasa (5/12/2017), harga emas di pasar Spot emas turun 0,6 persen menjadi US$ 1,273.04 per ounce. Bila dibandingkan dengan harga emas US$ 1.270,11 pada Kamis lalu, ini merupakan harga terendah sejak 6 November.
Sementara harga emas berjangka AS turun 0,5 persen menjadi US$ 1.275,80 per ounce.  Â
Advertisement
Baca Juga
Harga emas kehilangan kemilaunya, usai Senat AS menyetujui RUU reformasi pajak pada Sabtu. Ini menjadi langkah besar Presiden Donald Trump untuk mencapai tujuannya memotong pajak bagi pebisnis dan orang kaya.
"Prospek pemotongan pajak AS yang besar negatif untuk emas... Apa yang Fed lakukan akan sangat penting, " kata Konsultan Penelitian Komoditi Peter Fertig.   Â
"Ada pengaruh negatif yang berasal dari komoditas lain seperti minyak, dolar yang lebih kuat dan kenaikan aset berisiko," dia menambahkan.
Harga minyak yang lebih rendah bisa berarti tekanan negatif untuk emas, karena logam mulia ini sering menjadi bahan lindung nilai terhadap inflasi.
Adapun penguatan Dolar didorong ekspektasi bahwa pemotongan pajak bisa mendorong pertumbuhan, yang bisa memicu inflasi dan memperkuat suku bunga AS yang lebih tinggi. Rencananya, Bank Sentral AS bertemu pada 12 Desember dan 13 Desember. Â
Analis INTL FCStone Edward Meir mengatakan kebijakan pajak diperkirakan tidak akan berdampak banyak terhadap harga emas dalam jangka pendek.   Â
Adapun harga perak tergelincir 0,8 persen menjadi US$ 16,30 per ounce, platinum 0,8 persen lebih rendah menjadi US$ 930,3 per ounce dan paladium turun 0,3 persen menjadi US$ 1,017.25.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: