Sukses

Wagub Jabar Jamin Stok dan Harga Pangan Aman Jelang Natal

Pemerintah terus melakukan pemantauan harga pangan dan sayuran.

Liputan6.com, Bandung - Menjelang Natal dan Tahun Baru 2018, biasanya harga kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan. Namun, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menjamin stok dan harga pangan serta kebutuhan pokok lainnya dalam kondisi aman.
 
"Pasokan stok dari kebutuhan pokok untuk Natal dan Tahun Baru masih cukup, jadi tidak ada masalah," kata Deddy ditemui di El Royale Bandung, Senin (4/12/2017).
 
 
Menurut dia, pemerintah terus melakukan pemantauan harga pangan dan sayuran. Tidak hanya melalui operasi pasar, bahkan Bulog pun langsung turun tangan.
 
Meski begitu, Deddy mengakui saat ini mewaspadai perubahan iklim dan cuaca yang cukup ekstrem di berbagai daerah. Hal itu bisa menyebabkan gagal panen.
 
"Itu termasuk kita bahas, mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu," jelasnya.
 
Pemantauan harga kebutuhan pokok dapat dipantau melalui portal Priangan. Di portal tersebut, kata Deddy, harga-harga diperbarui minimal seminggu sekali.
 
"Ada tiga kota yang selalu update. Seharusnya aktif semua, harga-harga setiap hari diupdate minimal seminggu sekali," ujarnya.
2 dari 2 halaman

Harga Pangan di Jakarta

Harga jual sejumlah kebutuhan pokok, terutama bahan pangan di Pasar Grogol, Jakarta terpantau terus merangkak naik. Penyebabnya, intensitas curah hujan sangat tinggi sejak Oktober, serta permintaan yang meningkat jelang Natal dan Tahun Baru.

Salah seorang pedagang sayur, Wagimin (48), mengungkapkan, harga jual cabai keriting merah saat ini Rp 48 ribu per kilogram (kg) atau naik Rp 16 ribu-18 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp 30 ribu-32 ribu per kilo. Cabai rawit merah stabil di harga Rp 25 ribu per kg, cabai rawit hijau naik Rp 4 ribu per kg dari Rp 24 ribu menjadi Rp 28 ribu per kg.

Pria asal Semarang itu menambahkan, harga cabai merah besar naik Rp 4 ribu dari Rp 36 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg. Adapun, cabai hijau besar dijual Rp 25 ribu-27 ribu per kg atau naik dari harga sebelumnya Rp 24 ribu per kg.

‎Sementara itu, harga jual bawang merah terkerek naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu, bawang putih cutting stabil di harga Rp 32 ribu per kg, bawang putih biasa stabil Rp 26 ribu per kilo, serta tomat dan kentang dibanderol masing-masing Rp 14 ribu dan Rp 16 ribu per kg atau naik dari sebelumnya Rp 12 ribu dan Rp 15 ribu per kilonya.

"‎Itu karena faktor cuaca, hujan terus jadi dari petani harganya sudah mahal. Beli di Pasar Induk Kramatjati juga mahal, sehingga harga naik. Padahal pasokannya di Pasar Induk masih banyak, tidak kurang pasokan jadi saya rasa belum ada gangguan distribusi," tutur Wagimin saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Seperti diketahui, Badai Cempaka melanda beberapa daerah, yakni di Kulon Progo, Magelang Pacitan, dan Ponorogo. Badai tropis ini menyebabkan tanah longsor dan banjir yang menimpa rumah warga.

Menurut Wagimin, petani saat ini sudah semakin pintar. Mereka, ucap Wagimin, sudah menggunakan aplikasi ponsel untuk mencari informasi harga dan memiliki posisi tawar yang cukup besar dibanding dulu.

"Petani sekarang sudah pintar-pintar. Punya ponsel buat nyari informasi harga jual. Mau tidak harga segini, kalau tidak mau, barang tidak dikirim. Kalau dulu kan tidak punya ponsel, barang main kirim saja, lalu tengkulak yang menawar mau tidak harga segini karena barang masih banyak. Jadi petani dapat harga rendah," ia menerangkan.

Meski belum ada gangguan distribusi akibat badai, Wagimin mengatakan, ‎ada pasokan bahan pangan yang mulai berkurang. Di antaranya brokoli dari harga jual Rp 16 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg atau naik sebesar Rp 24 ribu per kilo.

"Paprika paling parah dari Rp 40 ribu per kg jadi Rp 80 ribu per kg. Itu barangnya kosong, berebutan di Pasar Induk," ujar Wagimin.

Dia memperkirakan harga bahan pangan, seperti cabai, bawang, dan sayur mayur akan terus naik hingga Tahun Baru. Apalagi jika ditambah cuaca ekstrem yang berkepanjangan.

"Ini bisa sampai Tahun Baru malah. Makin mahal kalau begini terus. Bikin pedagang harap-harap cemas," kata Wagimin.

 

Video Terkini