Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, penyebab kelangkaan Elpiji bersubsidi atau Elpiji 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah merupakan dampak dari pemangkasan kuota dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Harya Adityawarman mengatakan, Kementerian ESDM selalu berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero) ketika mendengar kelangkaan Elpiji 3 kg. Koordinasi tersebut untuk mengetahui penyebab kelangkaan dan penanganannya.
"Jadi kami koordinasi setiap kali laporan kelangkaan. Kami minta Pertamina melakukan koordinasi penyebab kelangkaan apa," kata Harya, di Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Untuk kali ini, kelangkaan Elpiji 3 kg yang dibungkus dengan tabung berkelir hijau tersebut disebabkan oleh pemangkasan kuota dalam APBNP 2017. Awalnya kuota ditetapkan 7 juta metrik ton (mt), kemudian terjadi pemotongan menjadi 6,1 mt.
"Biasanya kemarin kemungkinan ada volume di APBN turun dari 7 juta jadi 6,1 juta," tuturnya.
Harya melanjutkan, kuota Elpiji bersubsidi dikurangi, tetapi pertumbuhan konsumsi terus mengalami kenaikan sebesar 8 persen per tahun. Kondisi ini membuat masyarakat berkompetisi untuk mendapatkan Elpiji, karena jumlahnya terbatas.
"Selama ini memang volume realisasi itu semakin besar. Kemarin 2016 sekitar 6 jutaan koma sekian, sekarang ada pertumbuhan sangat tipis," jelas Harya.
Sebenarnya dalam perumusan APBNP 2017 Kementerian ESDM mengusulkan pemangkasan dari 7 juta mt menjadi 6,5 juta mt. Hal ini dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi.
"Waktu itu APBNP saya ajukan di Kementerian ESDM 6,5 juta, tapi di Banggar diputuskan 6,1 juta," tutup Harya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kelangkaan di Bogor
Sebelumnya diberitakan, kelangkaan Elpiji 3 kg hampir merata terjadi di Kota dan Kabupaten Bogor. Kelangkaan yang sudah terjadi sepekan terakhir ini membuat masyarakat menjerit tidak bisa memasak.
Menurut Suherni, warga Pamoyanan, Bogor Selatan, Kota Bogor, kelangkaan merata hingga di pangkalan resmi. Dalam empat hari terakhir, warga semakin menjerit akibat kelangkaan elpiji ini.
"Kami kesulitan, di tingkat pengecer sampai agen gas kosong," kata Suherni, Selasa (5/12/2017).
Sejumlah warga ada yang mencari tabung ke wilayah kecamatan lain. Sebelumnya diakui Suherni, rata-rata warga berkeliling kampung bahkan sampai ke kecamatan lain, namun tidak menemukam satu pun warung maupun agen yang menjual gas.
"Semua habis, kami pun mencari sampai ke SPBU, sama, habis juga," katanya.
Kelangkaan ini juga dikeluhkan pemilik warung bernama Sulastri. "Kasihan ibu-ibu, jauh-jauh mana sambil nenteng gas kosong enggak tahunya pada habis," ungkap Sulastri.
Tak hanya di Kota Bogor, kelangkaan gas 3 kg juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bogor seperti di Kecamatan Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Ciawi, Sukaraja, dan Cileungsi.
Advertisement