Liputan6.com,Kuala Tanjung - PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum terus merencanakan ekspansi pasca menjadi holding BUMN tambang. Salah satunya meningkatkan kapasitas infrastruktur pendukung produksi, seperti dermaga di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Saat ini, Inalum memiliki dua dermaga di Pelabuhan Kuala Tanjung, yang dinamakan Dermaga A dan Dermaga B. Dermaga ini digunakan untuk pengiriman hasil produknya dan bahan baku yang diimpor dari Australia.
Peningkatan kapasitas dermaga ini untuk mendukung rencana peningkatan kapasitas produksi juga oleh Inalum dari saat ini 260 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun.
Advertisement
"Investasi sekitar 60 juta dolar AS atau setara dengan sekitar Rp 810 miliar. Pengembangan pelabuhan diharapkan dapat dimulai pada semester II 2018," kata Direktur Inalum Carry F Mumbunan di Kuala Tanjung, Sumatra Utara, Rabu (6/12/2017).
Baca Juga
Carry menuturkan, Inalum menargetkan total kapasitas produksi mencapai 300 ribu ton aluminium per tahun pada 2017. Kapasitas produksi Inalum melonjak menjadi sekitar 500 ribu ton pada 2019 dan mencapai 1 juta ton pada 2021.
Khusus di Kuala Tanjung, peningkatan kapasitas produksi antara lain akan didorong ketersediaan PLTA berkapasitas 2X350 MW yang sedang dalam proses kajian pembangunan.
Tidak hanya itu, dalam mendukung peningkatan produksi Inalum juga tengah mengembangkan pabrik Alumina bersama PT Antam (Persero) Tbk sebagai bahan bakunya di Mempawah, Kalimantan Barat. Nantinya kapasitas pabrik ini sebesar 1 juta ton per tahun.
Sementara itu, General Manager Umum Inalum Iswadi YS mengatakan pengembangan pelabuhan juga sejalan dengan tingginya barang curah yang masuk untuk keperluan operasional pabrik.
Iswadi menjelaskan, Inalum mendatangkan bahan bakar solar sebanyak 1,2 juta kilo liter per tahun, mengimpor alumina 450-540 metrik ton per tahun dan sebanyak 1,4 juta ton batu bara per tahun.
"Dengan peningkatan kapasitas produksi Inalum, hampir dipastikan juga diikuti peningkatan kapasitas dermaga," ujar dia.
Untuk itu, Iswadi menuturkan, selain menambah panjang dermaga juga harus menambah dalam pelabuhan agar bisa disinggahi kapal dengan bobot yang lebih besar untuk keperluan pengiriman produk-produk Inalum dan untuk impor bahan baku. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Mimpi Inalum
Sebelumnya PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum resmi menjadi induk usaha (holding) BUMN di sektor pertambangan. Banyak rencana strategis Inalum pasca terbentuknya holding BUMN tambang ini.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, untuk pasar dalam negeri, akan ada beberapa sinergi dengan anggota holding dalam meningkatkan perannya di program-program pemerintah.
Seperti Bukit Asam, akan semakin lincah dalam membantu PT PLN membangun 35 ribu Mega Watt (MW) sebagai pemasok bahan baku listriknya yaitu batu bara.
"Saya dengan Pak Ari (Dirut Antam) akan bisa kerjasama bangun pabrik Alumina, jadi Antam tidak perlu khawatir pembelinya siapa. Ini akan tambah deviden buat negara dan bisa kurangi cost," tegas Budi di Jakarta, Rabu 29 November 2017.
Hal yang lebih menggembirakan, dengan Inalum menjadi holding tambang, Budi memimpikan Inalum punya kantor di California, Amerika Serikat (AS) dan London.
Di AS, Budi Mengaku mencita-citakan memiliki Research and Development (R&D) khusus untuk mempelajari perkembangan teknologi baterai. Inalum, melalui aggota holdingnya yaitu PT Timah memiliki potensi melimpah bahan baku pembuatan baterai, yaitu rare earth.
Selama ini, baterai menjadi daya semua teknologi yang digunakan. Mulai dari telepon seluler (ponsel) hingga mobil pun telah dikembangkan dengan sumber penggerak baterai.
Advertisement