Sukses

Dampak Cuaca Ekstrem, Bahan Pokok Bisa Dikirim Lewat Udara

Ini sebagai langkah antisipasi terulangnya gelombang tinggi di Pelabuhan Merak, saat terjangan Badai Dahlia beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Serang - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan akan tetap berupaya mengirimkan barang kebutuhan pokok ke seluruh daerah meski cuaca buruk melanda Indonesia. Selain darat dan laut, pengiriman dilakukan melalui udara.

Ini sebagai langkah antisipasi terulangnya gelombang tinggi di Pelabuhan Merak, saat terjangan Badai Dahlia beberapa waktu lalu yang mengakibatkan lumpuhnya penyeberangan di pelabuhan paling barat Pulau Jawa itu.

"Misalkan cuaca itu yang tidak bisa gunakan angkutan laut. Jika situasi urgent sekali, kita bisa gunakan angkutan udara," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti di Kota Serang, Banten, seperti dikutip Jumat (8/12/2017).

Dia mengaku Kemendag mendapatkan tugas untuk memastikan pasokan pangan mencukupi. Terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru.

"Arahan kami dari pusat juga agar stok sudah terdistribusi pada satu Desember (2017)," jelasnya.

Pengiriman kebutuhan barang pokok menggunakan pesawat dibenarkan Kepala Disperindag Pemerintah Provinsi Banten Babar Suharso. Ini dilakukan jika cuaca ekstrim kembali terulang di Selat Sunda yang mengakibatkan kapal Roll On-Roll Off tak bisa menyeberang.

Sehingga mengakibatkan tersendatnya pengiriman berbagai macam barang dan manusia dari Pulau Jawa ke Sumatera dan sebaliknya.

"Jadi kalau ada angkutan Hercules dari Sumatera ke Jawa, jika itu memungkinkan, karena situasional kenapa tidak," kata Babar Suharso.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

‎Badai Dahlia Jadi Ancaman Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengimbau kepada pemerintah untuk terus menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir tahun. Pasalnya ada ancaman Badai Dahlia yang akan mengganggu pasokan dan distribusi bahan pangan sehingga berpotensi mengerek harga sehingga menimbulkan inflasi.

Direktur Statistik Harga BPS, Yunita Rusanti mengungkapkan, Badai Dahlia muncul dan menyebabkan hujan deras disertai angin kencang di beberapa daerah‎. Badai tersebut menganggu sejumlah tanaman pangan, seperti beras dan cabai merah.

"Harus hati-hati (Badai Dahlia) karena cabai merah, beras, dan komoditi pangan lain bisa terganggu suplai dan distribusinya. Daerah banjir kan menghambat distribusi," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (4/12/2017).

Untuk diketahui, beberapa komoditas bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar di November ini adalah ‎cabai merah 0,06 persen, beras 0,03 persen dengan bobot 3,75 persen, bawang merah andilnya 0,02 persen, daging ayam ras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing memberi andil 0,01 persen.

Yunita berharap, Badai Dahlia tidak akan mempengaruhi inflasi secara keseluruhan hingga akhir tahun ini yang ditargetkan 4,3 persen. Menurutnya, pemerintah dan Bank Indonesia selalu berkoordinasi serta berupaya mengendalikan laju inflasi.

‎"Mudah-mudahan dampaknya tidak signifikan, karena pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga bahan pangan dari suplai dan distribusi," ujar Yunita.

Sementara itu, Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku bahwa, cuaca dengan insentitas hujan sangat tinggi di beberapa ‎daerah berpengaruh terhadap harga beras, cabai merah, dan beberapa komoditas lainnya.

"Cuaca di beberapa daerah kurang bersahabat, jadi berpengaruh ke harga gabah, ‎cabai merah, dan beberapa komoditas lain," tuturnya.

Â