Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perhubungan Darat (Hubdar) meresmikan pelayaran perdana long distance ferry atau angkutan penyeberangan jarak jauh lintas Jakarta-Surabaya di dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Jakarta Utara, Minggu (10/12/2017).
Operasional angkutan penyeberangan jarak jauh ini merupakan salah satu cara dari Kemenhub untuk mengurangi beban jalan raya di sepanjang jalur pantai utara Pulau Jawa (Pantura).
Dirjen Hubdar Budi Setyadi mengatakan pelayanan angkutan penyebrangan lintas Jakarta-Surabaya ini diselenggarakan oleh PT ADSP Indonesia Ferry (Persero) dengan menggunakan KMP.
Advertisement
Ferindo 5 yang memiliki kapasitas muatan hingga 100 unit kendaraan campuran. Serta, PT Jagat Zamrud Khatulistiwa dengan menggunakan KM Roto Prayasti yang memiliki kapsitas muatan hingga 200 kendaraan campuran.
"Dalam melakukan pelayanan angkutan penyeberangan KMP. Ferrindo 5 akan sandar di dermaga 107-109 pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkn KM. Roro Prayasti akan sandar di dermaga IKT pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan dermaga Maspion Gresik," ujar Budi saat acara peresmian.
Budi menuturkan untuk pelayanan angkutan penyeberangan lintas Jakarta-Surabaya akan dilaksanakan melalui mekanisme subsidi, yang dilaksanakan sebanyak 14 trip untuk masing-masing kapal pada bulan Desember 2017.
Dalam kurun waktu seminggu, kata dia kapal akan diberangkatkan sebanyak empat kali. Dia berharap dengan adanya pelayanan angkutan penyeberangan lintas Jakarta-Surabaya ini, mampu mengurangi tingkat kemacetan hingga menurunnya angka kecelakaan.
Kurangi Polusi
Kemenhub, kata dia juga berharap angkutan penyeberangan jarak jauh ini dapat mengurangi polusi udara akibat asap yang dihasilkan oleh kendaraan angkutan berat.
"Ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan BBM dan polusi udara, biaya pemeliharaan jalan akibat berat kendaraan dengan beban berlebih, atau kerusakan kendaraan akibat beban berlebih di jalur Pantura," ucap Budi.
"Pelayanan angkutan lintas Jakarta-Surabaya diharapkan juga mampu mempersingkat waktu tempuh perjalanan logistik dan menekan biaya logistik sehingga menciptakan kestabilan harga dan perekonomian di Indonesia," imbuhnya.
Advertisement