Sukses

Pekerjaan Rumah yang Bakal Menperin Selesaikan hingga Akhir 2017

Sebagai contoh di industri otomotif, Kemenperin tengah mengupayakan adanya insentif bagi pengembangan mobil listrik dan hibrida.

Liputan6.com, Jakarta Jelang akhir tahun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mengebut penyelesaian sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Terutama terkait koordinasi dengan kementerian lain, seperti mengenai kebijakan pemberian insentif fiskal bagi industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, sebagai contoh di industri otomotif, Kemenperin tengah mengupayakan adanya insentif bagi pengembangan mobil listrik dan hibrida.

“Misalnya untuk sektor otomotif, di mana kami sedang mendorong pengembangan kendaraan low cost emission carbon termasuk di dalamnya adalah mobil berbasis listrik dan hibrida. Program ini dijalankan agar Indonesia ikut berperan dalam pengembangan industri yang ramah lingkungan,” ujar dia di Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Selain itu, lanjut dia, Kemenperin juga telah mengusulkan untuk fasilitas pengurangan pajak kepada industri yang tergolong sektor padat karya berorientasi ekspor serta yang berkomitmen membangun pendidikan vokasi dan pusat vokasi. “

"Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama, bisa dihasilkan kebijakannya. Kami sedang bahas dengan Badan Kebijakan Fiskal,” kata dia.

Airlangga menyatakan, hingga saat ini, geliat industri nasional masih menunjukkan tren yang positif. Pasalnya, kinerja dari beberapa sektor manufaktur mampu melampaui pertumbuhan ekonomi seperti industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, serta kimia dan farmasi.

“Ini menyatakan bahwa adanya market confidence dan apa yang dilakukan pemerintah Jokowi sudah berada pada track yang benar,” lanjut dia.

Lebih lanjut, apabila dilihat dari kontribusinya, industri memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB nasonal. “Kalau digabung dengan turunannya, tentu kontribusinya lebih dari 30 persen. Dari segi penyerapan tenaga kerja, ada pertumbuhan mendekati 1,5 juta orang yang terjadi pada 2016-2017," ungkap dia.

Airlangga juga menyampaikan, di era digital saat ini, pemerintah perlu mendorong kesiapan teknologi dan efisiensi pasar tenaga kerja. Hal ini dilakukan agar daya saing industri nasional meningkat di kancah global.

“Dalam upaya yang terkait primary education, kami laksanakan melalui program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri. Saat ini, telah disesuaikan lebih dari 35 program studi termasuk di dalamnya adalah program robotik,” tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Konsumsi Pacu Industri di 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yakin pertumbuhan industri di 2018 akan lebih baik dibanding tahun ini. Ada tahun depan ‎Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri sebesar 5,67 persen, atau lebih tinggi dibandingkan tahun target 2017 yang sebesar 5,4 persen.

Airlangga mengatakan, capaian ini akan dipacu oleh semua subsektor terutama industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, farmasi, kimia, serta elektronika. Selain itu didukung pula pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di Indonesia.

“Kami optimistis bahwa industri Indonesia akan dapat tumbuh lebih tinggi. Untuk itu, diperlukan kerja bersama dengan seluruh stakeholders guna menjalankan langkah-langkah strategis dalam mencapai target pertumbuhan industri tersebut,” ujar dia di Jakarta, Senin (11/12/2017).

Dia mengungkapkan, berbagai potensi dan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan industri perlu juga dimanfaatkan secara optimal agar Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan.

“Optimisme dunia usaha dan konsumen dapat menjadi peluang dan kesempatan dalam memacu pertumbuhan industri nasional,” lanjut dia.

Oleh karena itu, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait bersinergi untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi di sektor industri, antara lain melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum. Kemudian melalui penggunaan teknologi terkini untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas, serta pemberian fasilitas berupa insentif fiskal.

Selanjutnya, juga didukung dengan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, serta kemudahan akses pasar dan pembiayaan.

“Pertumbuhan konsumsi juga perlu dijaga dan kembali ditingkatkan agar permintaan terhadap produk-produk industri semakin meningkat. Selain itu, stimulus fiskal dari dana desa dan belanja pemerintah terus kita dukung, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas dia.

Hingga saat ini, lanjut Airlangga, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah telah membuahkan hasil positif untuk perkembangan industri nasional.

Misalnya, mulai dari indeks daya saing yang semakin meningkat, jumlah investasi di sektor industri yang terus bertambah sehingga berdampak terhadap peningkatan populasi industri dan penyerapan tenaga kerja, capaian hilirisasi industri yang semakin baik, hingga peningkatan jumlah industri kecil dan menengah yang telah mengaplikasikan ekonomi digital.

“Bahkan, pendidikan vokasi juga terus bertambah dan menghasilkan tenaga kerja yang tersertifikasi. Semua upaya dan capaian ini tentu tidak lepas dari peran serta dunia usaha khususnya pelaku industri, instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah serta masyarakat Indonesia secara umum,” papar dia.