Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan data-data perbaikan ekonomi Indonesia dalam tiga tahun di bawah pemerintahannya. Mulai dari capaian peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB), realisasi penerimaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri, sampai capaian kinerja ekspor.
"Dalam tiga tahun, banyak kemajuan yang telah dicapai di bidang ekonomi," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan, tiga lembaga pemeringkat internasional, yakni Moody's, Fitch Ratings, serta Standard & Poor's telah memberikan peringkat layak investasi (investment grade) kepada Indonesia, peringkat daya saing global Indonesia pun lompat dari 41 menjadi posisi 36 dari 137 negara.
"Peringkat EoDB yang terus saya kejar, meski ada peningkatan dari peringkat 120 pada 2014 menjadi posisi 72 di tahun ini. Ini adalah lompatan sangat besar dalam tiga tahun ini, tapi target saya bukan 72, saya sudah perintahkan ke Menko Perekonomian ke level 40 di 2019," terangnya.
Jokowi meminta masyarakat dan dunia usaha optimistis dengan ekonomi Indonesia. "Kalau melihat angka-angka itu, kita harus optimistis. Negara lain saja lihat perkembangan ekonomi kita optimistis, kenapa kita sendiri malah tidak optimistis," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal III-2017 disumbang oleh ekspor barang dan jasa sebesar 17,27 persen, investasi cukup besar sebesar 7,11 persen, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga 6,01 persen, konsumsi rumah tangga 4,93 persen, dan konsumsi pemerintah 3,46 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Pertumbuhan tertinggi
Pertumbuhan tertinggi, sambungnya, dicapai sektor jasa komunikasi dan informasi 9,80 persen, jasa lainnya 8,71 persen, transportasi dan pergudangan 8,25 persen, dan jasa perusahaan 9,87 persen.
"Penerimaan PPN dalam negeri dari Januari sampai Desember 2017, tumbuh 12,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dua tahun lalu hanya tumbuh 2,9 persen. Artinya kalau PPN tumbuh 12,1 persen ada transaksi dan kegiatan ekonomi yang dipotong," terangnya.
Jumlah turis yang datang ke Indonesia, dia menambahkan, mencapai 10,46 juta atau naik 25,05 persen dibanding peiode yang sama 2016 hanya 8,36 juta kunjungan.
Sementara nilai ekspor sangat menggembirakan. Di Januari-September ini, kinerja ekspor mengalami kenaikan 17,63 persen atau sekitar US$ 123,36 milair dolar AS dibanding periode yang sama 2016. Ekspor nonmigas naik 17,37 persen atau mencapai US$ 125,6 miliar.
"Sebuah catatan yang saya terima. Ini sebuah rekor, bahkan lebih tinggi pencapaiannya saat booming komoditas," pungkas Jokowi.
Advertisement