Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat tak menahan rencana untuk menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru di Bali, meskipun Gunung Agung terus mengalami erupsi. Hingga saat ini, belum terlihat adanya pembatalan tiket pesawat besar-besaran oleh calon penumpang yang berencana berlibur ke Bali.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Penjualan Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Pauline Suharno saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta Rabu (13/12/2017).
"Kalau mereka yang sudah memang membeli tiket di awal-awal bukan mendadak. Mereka masih wait and see, belum membatalkan, masih melihat bisa terbang atau tidak, dekat-dekat nanti. Kalau reservasi baru memang hampir tidak ada," jelas dia.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini Astindo belum bisa melihat dampak dari erupsi Gunung Agung terhadap keputusan para calon penumpang yang akan berlibur ke Bali. Dia bilang, biasanya ramai atau tidaknya kunjungan ke Bali terlihat jelang Natal.
"Biasanya kalau awal belum ramai, yang kerja belum libur. Mulai peak tanggal 19 Desember ke atas, " jelas dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri masih buka tutup untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung. Dia mengatakan, untuk beberapa maskapai internasional sendiri sudah melakukan pembatalan penerbangan ke Denpasar.
Emirates sendiri melakukan pembatalan dari tanggal 11 Desember hingga 14 Desember 2017. Sedangkan Singapore Airlines juga melakukan pembatalan dari tanggal 7 Desember hingga 14 Desember 2017.
"Kalau Emirates juga membatalkan dari minggu lalu sampai tanggal 14 Desember, "tukas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Target kunjungan wisata
Target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia diperkirakan tidak tercapai tahun ini. Hal ini dipengaruhi erupsi Gunung Agung di Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menerangkan, target wisman untuk tahun 2017 sebanyak 15 juta wisman. Dengan erupsi ini, maka diperkirakan jumlah kunjungan terpangkas 1 juta wisman.
"Tahun ini 15 juta (wisman) mengingat kejadian meletus erupsi Gunung Agung shortage 1 juta, jadi 14 juta atau 95 persen," kata dia di kawasan SCBD Sudirman Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Dia mengatakan, kunjungan wisman ke Indonesia saat ini 15 ribu per hari dan terus naik. Bahkan, di bulan Agustus sudah mencapai 20 ribu per hari.
Menurut Arief, seharusnya kunjungan di bulan Desember bisa mencapai 25 ribu. "Jadi kalau per hari 15 ribu, tapi mulai Agustus 20 ribu. Desember harusnya 25 ribu per hari karena sebulan itu bisa 750 ribu," ujar dia.
Namun, jumlah kunjungan yang harusnya melesat di akhir tahun diperkirakan tak sesuai harapan. "Sayangnya yang harusnya panen," tambah dia.
Advertisement