Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan produksi secara komersil pesawat R80 belum akan dimulai di tahun depan. Pesawat yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) besutan Ilham Habibie.
Deputi VI Bidang Percepatan Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, proses pengembangan pesawat yang diklaim akan lebih canggih dari ATR ini masih membutuhkan banyak persiapan.
"Kalau itu saya pikir memang enggak mungkin ya dalam 2018 dia sudah membangun. Karena proses membangunnya harus ada sertifikat yang dicari, yang didapatkan," ujar dia dalam Seminar Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam Kajian Kebijakan 2017 di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dia menuturkan, saat ini PT RAI tengah mengumpulkan dana untuk membangun purwa rupa (prototype) dari pesawat tersebut. Setelah dibuat prototipe, pesawat tersebut harus melakukan uji terbang dan mendapatkan sertifikat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Tapi saya sudah dengat saat ini mereka sudah mencari dana untuk progress bikin prototype. Kalau sudah ada itu baru bisa diuji terbang dan dapat sertifikat. Baru produksi. Jadi kalau produksi 2018 memang tidak mungkin. Tapi dia sudah proses saat ini untuk cari dana bangun prototype dan mulai proses untuk uji laik terbang," jelas dia.
Wahyu menyatakan, meski masuk dalam PSN, namun pemerintah tidak akan memberikan penjaminan untuk pengembangan proyek pesawat R80. Namun yang akan diberikan pemerintah yaitu kemudahan proses perizinan dari proyek tersebut.
"Dari awal disebutkan pemerintah tidak memberikan dukungan atau jaminan. Tapi yang yang paling mungkin kita berikan adalah dalam hal perizinan kita akan bantu. Tapi kalau dana tidak ada, misal PMN (Penyertaan Modal Negara) itu tidak ada," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
4 Maskapai Minat Beli Pesawat R80
Sebelumnya Pesawat R-80 ciptaan BJ Habibie diminati oleh maskapai dalam negeri meski belum diproduksi. Sebanyak 4 maskapai menyatakan minat (letter of interest) untuk membeli pesawat tersebut.
Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI) Ilham Habibie menuturkan, 4 maskapai tersebut yakni NAM Air, Trigana Air, Kalstar, dan Aviastar.
"Kita sudah letter of interest dari 4 perusahaan sebanyak 155 unit," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu 11 Oktober 2017.
Adapun rinciannya, NAM Air 100 unit, Trigana 25 unit, Kalstar 20 unit, dan Aviastar 10 unit. Dia mengatakan, pesawat tersebut bakal dijual setelah pesawat berhasil dibangun, uji coba, hingga melakukan sertifikasi.
"Di atas tahun 2022," ungkap Ilham.
Dalam kesempatan itu juga Ilham menuturkan harga penjualan R-80 yang dipatok perusahaan sekitar US$ 25 juta "Kali US$ 25 juta per unit," ujar dia.
Sebagai tambahan, masyarakat bisa turut serta untuk mendukung pembangunan pesawat R-80. Pasalnya, PT Regio Aviasi Industri (RAI) menggagas penggalangan dana melalui Kitabisa.com.
Ilham mengatakan, penggalangan dana ini sejatinya bukan semata-mata untuk membangun pesawat. Namun, untuk mencari dukungan dari masyarakat.
"Buat kami crowdfunding lebih untuk menunjukan kepada siapapun bahwasanya rakyat mendukung. Namanya donasi, buka investasi," tutup dia.
Advertisement