Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjadi salah satu instansi pemerintahan yang mendapat tugas membangun infrastruktur di Indonesia. Sepanjang 2017, banyak infrastruktur yang berhasil dicapai. Selain itu, masih ada beberapa prestasi lain yang telah diraih oleh Kemenhub.
Banyaknya infrastruktur transportasi yang terus dibangun diharapkan mampu menurunkan biaya logistik di Indonesia, yang secara langsung memberikan dampak ke pertumbuhan ekonomi nasional.
"Peran transportasi ini sangat penting dalam membangun ekonomi. Kontribusi sektor transportasi terhadap ekonomi sendiri saat ini sebesar 5,48 persen," kata Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi di kantornya, Kamis (14/12/2017).
Advertisement
Untuk sektor darat, salah satu yang cukup signifikan adalah lahirnya Peraturan Menteri Nomor 108 yang berisi mengenai aturan main dari beroperasinya taksi online di Indonesia. Hal ini sekaligus bukti dari pemerintah dalam membuka ruang bagi inovasi di layanan transportasi.
Mengenai taksi online ini, saat ini Kementerian Perhubungan tengah menunggu Peraturan Gubernur yang berisi mengenai kuota dan tarif di masing-masing wilayah. Diharapkan aturan ini bisa diserahkan ke Kementerian Perhubungan pada akhir Desember 2017.
"Jadi nanti Januari 2018 seluruh ketentuan PM 108 baik soal SIM Umum, pengemudinya harus lakukan KIR kendaraannya, termasuk pemasangan stiker, harapkan semua selesai," tambah Direktur Jenderal (Dirjen)Â Darat Kemenhub Budi Setiadi.
Di subsektor laut, pada 2017, Kemenhub juga telah berhasil menjalankan 13 trayek tol laut. Alhasil apa yang sudah dilakukan ini berhasil menurunkan biaya logistik di Indonesia timur seperti di Wamena dan Fak-fak. Untuk tol laut ini, di 2018 rencananya akan ditambah dua rute menjadi 15 trayek.
Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu, juga telah diluncurkan pelayaran kapal Ro-Ro jarak jauh dari Jakarta ke Surabaya. Kapal ini dimaksudkan untuk mengurangi angkutan logistik yang menggunakan jalur darat, karena selama ini, angkutan logistik jalur darat ini sering menyebabkan kemacetan dan kerusakan jalan.
Sedangkan di subsektor udara, yang terbaru, aspek keselamatan penerbangan Indonesia meningkat drastis. Usai terpuruk dalam 10 tahun terakhir, kini aspek keselamatan penerbangan Indonesia di atas rata-rata dunia.
Saat ini, nilai efektivitas implementasi pemenuhan keselamatan penerbangan Indonesia mencapai 81,15 persen. Angka ini di atas rata-rata dunia yang berada di kisaran 62 persen. Selain itu, juga jauh di atas persyaratan ICAO Global Aviation Safety Plan 60 persen.
Nilai Indonesia 81,15 persen tersebut didapat dari hasil On Site Visit ICAO Coordinated Validation Mission (ICVM) pada audit keselamatan penerbangan Universal Safety Oversight Audit Programme (USOAP) yang dilakukan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada Oktober 2017.
"Ini sebuah pencapaian luar biasa, di samping kita juga terus bangun bandara. Dari 15 bandara yang akan kita bangun hingga 2019, saat ini kita baru selesaikan 7 bandara," tutup Direktur Bandar Udara Dirjen Udara Kemenhub Bintang Hidayat. (*)