Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyebut ada tiga lokasi yang menjadi calon kuat ibu kota baru Indonesia. Seluruhnya berada di luar Jawa.
"Tiga lokasi di luar Jawa," tegas Bambang usai menghadiri Outlook Pasar Modal 2018 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Saat dikonfirmasi mengenai tiga lokasi di Kalimantan disebut-sebut kandidat ibu kota baru Indonesia, mantan Menteri Keuangan itu kukuh tidak mengungkap lokasi tersebut. "Pokoknya saya tetap pada posisi mau berapapun lokasi, tetap di luar Jawa," ujar Bambang.
Dia menargetkan, kajian atau studi pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa akan selesai pada akhir tahun ini. Selanjutnya, hasil kajian itu akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan demikian, Bambang belum dapat memastikan kapan pemindahan ibu kota dapat diwujudkan karena masih harus didiskusikan dalam Sidang Kabinet.
"Akhir tahun ini (kajian) diselesaikan. Langsung kemudian disampaikan ke Presiden, dan tentunya Presiden akan berdiskusi dengan kami. Nanti harus dibicarakan dulu di kabinet baiknya bagaimana," terangnya.
Bambang mengaku, dalam proses penyusunan kajian, Bappenas sudah melakukan diskusi rutin dengan akademisi dan profesi keahlian. "Di hasil kajian ada perkiraan dananya dan bagaimana skema yang bisa meringankan beban pemerintah, yakni kerja sama dengan swasta," tandas Bambang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Ibu Kota Pindah ke Luar Jawa Bikin Daya Saing Ekonomi RI Turun?
Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menilai pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa berpotensi memicu pembengkakan ongkos logistik maupun biaya lain yang akan berpengaruh pada daya saing ekonomi bangsa.
"Nah itu (pemindahan ibu kota ke luar Jawa) ongkosnya besar, karena ibu kota kan penentu daya saing ekonomi kita," tegas dia usai menghadiri acara Indonesia Economic Quarterly di Energy Building SCBD, Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut meminta agar pemindahan ibu kota dilakukan secara bertahap. Kajian atau studi yang nantinya diselesaikan, sambung Emil tidak langsung diimplementasikan.
"Kondisi ekonomi kita lagi struggling, kalau dipindahkan langsung begitu saja akan menjadi tantangan berat karena kita lagi dalam momen tidak boleh ngerem suplai gas (untuk memacu pertumbuhan ekonomi)," ia menerangkan.
Emil menyarankan, kajian tersebut didiskusikan kembali oleh para pakar atau publik mengenai latar belakang pemindahan ibu kota dan dampaknya terhadap ekonomi maupun lingkungan. Itu karena pemindahan ibu kota menjadi titik awal diskusi yang lebih serius dan berbobot.
"Ini kajian bagus karena akan mendorong kekuatan ekonomi baru untuk Indonesia Timur, tidak hanya terkonsentrasi di Jawa. Kajian dibuka ke publik dampaknya apa, karena industri yang mendukung akan pindah semua, bagaimana pengaruhnya terhadap daya saing bangsa," jelas suami dari artis Arumi Bachsin ini.
Dia bahkan mengusulkan ibu kota pindah ke Madura. Alasannya, Madura dekat dengan wilayah Indonesia bagian timur, dan didukung dengan infrastruktur seperti jembatan Suramadu dan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.
"Pulau Madura sangat menarik, bisa dipertimbangkan menjadi ibu kota karena dia dekat dengan Indonesia bagian timur, seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali. Kalau ada opsi lain selain luar Jawa, Pulau Madura bisa dipertimbangkan," tandas putra dari mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak itu.
Â
Advertisement