Liputan6.com, Jakarta Bencana alam membayangi beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini. Mulai dari banjir, gunung meletus, hingga gempa di sisi selatan Pulau Jawa yang terjadi di akhir pekan ini dan berdampak ke beberapa wilayah lain.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, pemerintah telah siap mengantipasi segala dampak bencana. Bahkan terkait penanggulangan bencana, pemerintah telah menyiapkan anggaran yang disalurkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Sudah, Insyaallah nanti diantisipasi BNPB anggarannya, ada di BNPB sudah siap," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (17/6/2017).
Advertisement
Tanpa merinci anggarannya, Askolani kembali menegaskan, pemerintah siap melakukan penanggulangan terhadap bencana alam. "Intinya mereka sudah siap semua," ujar dia.
Memang, dampak bencana alam menimbulkan biaya. Terutama terkait sarana dan prasarana yang rusak akibat gempa.
Patut diketahui, gempa berkekuatan 6,9 skala richter yang berpotensi tsunami mengguncang laut Jawa Barat Jumat 15 Desember 2017 malam. Akibat gempa tersebut, ratusan bangunan rusak. Dipastikan kerusakan ini membutuhkan biaya perbaikan tak sedikit.
"43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami kerusakan," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Sabtu (16/12/2017).
Menurut dia, daerah terdampak gempa yang merusak terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Kota Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara.
Mengingat pusat gempa berada di 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, lanjut dia, daerah yang terdampak guncangan keras dan merusak adalah di Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran dan Ciamis, Jawa Barat.
"Dampak gempa di wilayah Jawa Barat adalah 1 orang meninggal dunia, 6 orang luka-luka, 17 rumah rusak berat, 59 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. Sedangkan di Jawa Tengah, 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, 26 rumah rusak berat dan roboh, dan 6 rumah rusak sedang," kata Sutopo.
Beberapa rumah sakit mengalami kerusakan sehingga pasien dievakuasi ke luar rumah sakit usai gempa terjadi.
Bangunan RSUD Banyumas mengalami kerusakan plafon ambrol, tembok yang retak, kebocoran instalasi pipa gas oksigen dan lainnya. Sebanyak 70 pasien dari ruang rawat inap ditampung di dalam tenda BPBD Banyumas dan sebagian dilayani di PKU Gombong.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
BMKG Perbarui Data Kekuatan Gempa di Jawa Barat 6,9 SR
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memperbarui kekuatan gempa yang terjadi di Jawa Barat, Jumat (15/12/2017) menjadi 6,9 skala richter (SR). Sebelumnya, BMKG merilis gempa yang berpotensi tsunami itu berkekuatan 7,3 SR.
"Perbaikan parameter gempa menjadi 6,9 SR dengan pusat gempa 11 km Tasikmalaya pada kedalaman 107 km di titik koordinat 7,75 Lintang Selatan (LS) dan 108,11 Bujur Timur (BT) pada Jumat, 15 Desember 2017, pukul 23.47.57 WIB," tulis BMKG dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.
Peringatan itu sebagai pemutakhiran data BMKG sebelumnya yang menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 7,3 SR pada kedalaman 105 km, dengan pusat gempa 8,03 LS dan 108,04 BT di 43 barat daya Tasikmalaya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan terdapat rumah ambruk di Kecamatan Cikalong dan Kecamatan Tibalong, Tasikmalaya Selatan akibat gempa tersebut.
Kondisi mutakhir yang disampaikan Sutopo menyebutkan, gempa dirasakan kencang bervariasi dengan kisaran 5-10 detik di Provinsi Jawa Barat, 20-30 detik di DI Yogyakarta, 5-30 detik di Kabupaten Bantul, dan 10 detik di Jawa Tengah.
Sutopo menyebutkan, hingga saat ini pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi terdampak masih berkoordinasi dengan BPBD tingkat Kota/Kabupaten terdampak dan pemantauan masih terus dilakukan.
Advertisement