Sukses

2 Kali Jadi Presiden Chile, Sebastian Pinera Punya Harta Rp 366 T

Presiden Chili Sebastian Pinera memiliki kekayaan US$ 2,7 miliar atau setara Rp 366,3 triliun.

Liputan6.com, New York - Kursi presiden di Chile kini ditempati oleh seorang miliarder. Sebastian Pinera, pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Chile pada 2010 - 2014 kembali terpilih sebagai orang nomor satu negara Amerika Latin tersebut pada hari Minggu lalu.

Ia menang melawan mantan jurnalis dan senator Alejandro Guillier dengan mengantongi 55 persen suara. Media internasional Foreign Affair seperti dilansir dari Forbes, Selasa (19/11/2017), melaporkan bahwa duel antara keduanya sangat tipis untuk dimenangi.

Pinera sukses untuk menarik masa lebih banyak dengan program pro-growth platform yang diusungnya. Kemenangan miliarder ini juga disambut baik oleh komunitas bisnis dan ekonomi.

Pasar saham Chili melonjak ke angka tertinggi menyusul kemenangannya. Pinera nantinya akan menggantikan Presiden wanita Chili yang sedang menjabat, Michelle Bachelet.

Forbes melaporkan, miliarder ini memiliki kekayaan US$ 2,7 miliar atau setara Rp 366,3 triliun (US$ 1: Rp 13.565). Dia menambah daftar panjang miliarder dunia yang sukses duduk sebagai orang nomor satu pemerintahan.

Sebelum Pinera, miliarder lain yang juga menjadi pemimpin negara adalah Andrej Babis yang terpilih sebagai Perdana Menteri Republik Ceko. Pada Januari 2017, miliarder Donald Trump juga dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat.

Pinera berasal dari Santiago, Chili dan merupakan lulusan Pontifical Catholic University of Chile. Setelah bergelar sarjana, dia kemudian melanjutkan studi S3 nya di Harvard.

Sebagian besar harta Pinera berasal dari perusahaan kartu kredit Bancard yang ia dirikan pada 1976. Saat menjabat presiden pada 2010, ia berjanji untuk menghibahkan asetnya salah satunya 26 persen kepemilikan saham di maskapai penerbangan LAN.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pinera merupakan seorang pebisnis yang duduk di kursi kepresidenan Chile pada periode 2010 hingga 2014. Pria konservatif berusia 68 tahun itu memberikan mandat untuk membalikkan reformasi ekonomi dan politik yang selama empat tahun dijalankan oleh Michelle Bachelet.

Kepopuleran perempuan berusia 66 tahun itu jatuh saat anak perempuannya terlibat dalam skandal korupsi pada 2015.

Dalam kampanyenya, baik Pinera dan Guillier, berjanji untuk tetap mempertahankan model pasar bebas yang berlaku di Chile.

Namun, Pinera berjanji akan memberlakukan pajak yang lebih rendah untuk mendorong pertumbuhan, menciptakan 600.000 pekerjaan, memudahkan peraturan industri dan memperkecil defisit anggaran.

Pada Minggu, 17 Desember 2017, para pendukung Pinera berkumpul di markas besarnya di Santiago untuk merayakan kemenangan itu.

Dalam satu dekade terakhir, Argentina, Bolivia, Chile, Kuba, Ekuador, Honduras, Nikaragua, Uruguay dan Venezuela semuanya diperintah oleh pemimpin sayap kiri.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, pihak konservatif mulai berkuasa di sejumlah negara, seperti Argentina, Brasil, Paraguay, dan Venezuela. Kemenangan Pinera pun menambah panjang daftar tersebut.