Sukses

100 Rumah Desa Pulau Buru Nikmati Penerangan Tenaga Matahari

Desa Waengapan merupakan salah satu dari 2.500 desa di Indonesia yang belum menikmati listrik.

Liputan6.com, Pulau Buru - Sebanyak 100 rumah tangga di Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru Maluku akhirnya menikmati penerangan listrik. Sumber energi penerangan yang dipakai berasal dari Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

Kepala Unit Pengendalian dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Simon Laksmono Himawan mengatakan, Desa Waengapan merupakan salah satu dari 2.500 desa di Indonesia yang belum menikmati listrik.

"Di Indonesia masih ada 2.500 desa yang belum dapat listrik. Desa Waengapan ada 100 keluarga," kata Simon, saat menyerahkan LTSHE, di Balai Desa Waengapan, Buru Maluku, Selasa (19/12/2017).

Simon melanjutkan, saat ini 100 rumah tangga telah menikmati penerangan listrik yang berasal dari LTSHE. Satu paket LTSHE terdiri dari panel surya berkapasitas 30 Watt peak (Wp), empat lampu LED dan kabel panel.

"Pemerintah melalui Kementerian ESDM membagikan LTSHE untuk Desa Waengapan," tutur Simon.

Simon mengungkapkan, penggunaan LTSHE sebagai sumber penerangan hanya sementara, untuk menunggu jaringan listrik dari PT PLN (Persero)dalam 3 tahun ke depan.

"Ini (LTSHE) hanya untuk penerangan, sambil menunggu pembangunan jaringan listrik PLN 3 tahun dari sekarang," jelas Simon ke warga desa yang hadir.

Kepala Desa Waengapan Antonnius Nurlatu menyambut gembira kehadiran LTSHE yang diberikan pemerintah.

Dia menyatakan, bantuan tersebut sangat membantu warganya, sebelumnya masyarakat Waengapan hanya menggunakan obor untuk penerangan saat malam hari. "Sebelumnya belum ada listrik, kami ini sangat menderita," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Warga Pulau Selat Nasik‎ Kini Bisa Nikmati Listrik 24 Jam

PT PLN (Persero) kini telah menyuplai listrik selama 24 jam di Pulau Selat Nasik Belitung. Hal tersebut setelah perusahaan pelat merah tersebut mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) kapasitas 6x200 kW.

General Manager PLN Wilayah Bangka Belitung, Susiana Mutia mengatakan,‎ sebelumnya pulau yang terletak di sekitar 50 km sebelah Barat Kota Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung itu hanya menikmati listrik selama 12 jam dengan kapasitas 390 kW. Namun, dengan penambahan mesin tersebut, kini kapasitas pembangkit di pulau tersebut sebesar 1.195 kW.

"Kapasitas tersebut dapat melistriki sebanyak 2.162 pelanggan dengan didukung infrastruktur kelistrikan lainnya meliputi saluran udara tegangan menengah (SUTM) sepanjang 18,720 kms, saluran kabel tegangan menengah (SKTM) sepanjang 0,1 kms, saluran udara tegangan rendah (SUTR) 11,670 kms, dan 10 unit gardu PLN," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (17/12/2017).

Dia menjelaskan, peningkatan kapasitas pembangkit di pulau-pulau ini sangat penting. Mengingat Bangka Belitung adalah provinsi kepulauan yang sulit bagi sebuah sistem untuk menyatukan semua pulau yang ada menjadi satu kesatuan sistem kelistrikan.

Oleh sebab itu, khusus untuk pulau-pulau kecil yang ada di sekeliling pulau besar, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, maka dibuatlah sistem kelistrikan isolated di mana satu pulau di bangun pembangkit dan jaringan tersendiri dengan kapasitas tertentu untuk mendukung beban di pulau tersebut.

"Untuk menerangi pulau yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan itu, PLN harus membawa material dan alat dengan menempuh 60 menit perjalanan darat dan 30 menit perjalanan laut," kata dia.

Menurut Susiana, sebelum ada listrik, nelayan mengalami kendala dalam membangun cold storage untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan.

“Dengan beroperasinya PLTD ini pasokan listrik di kedua Pulau tersebut menjadi lebih andal dengan kualitas yang lebih baik, kami harap investor tidak perlu ragu membangun cold storage sehingga produktivitas ikan dapat ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan program kerja Dinas Kelauatan dan Perikanan Prov. Kepulauan Bangka Belitung” jelas dia.

Biaya investasi untuk PLTD Kepulauan yang terdiri atas 48 engine tersebar tersebut mencapai Rp 94 miliar. Kapasitas engine bervariasi dari 100kW, 200kW dan 1000kW.