Liputan6.com, Papua - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan meresmikan program listrik desa (lisdes) di 74 lokasi desa di Papua dan Papua Barat.
Peresmian ini dilakukan menyusul keberhasilan PT PLN (Persero) dalam mengaliri listrik di bumi cendrawasih tersebut. Total hingga kini sudah ada 191 desa pedalaman yang teraliri listrik.
Peresmian akan dilakukan pada 20 Desember 2017 di Nabire, Papua Barat. Jokowi akan meresmikan melalui video call yang akan disiarkan secara bersamaan di 74 desa.
Advertisement
Khusus untuk Nabire, pada Desember ini akan ada dua desa yang dilistriki PLN, yakni Bomopay Distrik Yaro dan Parauto. Kedua desa ini akan mendapatkan suplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire dengan kapasitas 20 MW.
Baca Juga
Direktur Bisnis Regional PLN Maluku dan Papua, Ahmad Rofiq mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi saat pemasangan listrik di desa-desa pedalaman Papua dan Papua Barat. Mobilisasi alat, medan yang berat, hingga permasalahan sosial jadi tantangan yang sering dihadapi.
"Namun, senyum puas warga yang akhirnya bisa menerima listrik menjadi kebahagiaan kami dan memacu kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya," ujar Ahmad Rofiq, di Nabire, Papua Barat, Selasa (19/12/2017).
Rofiq melanjutkan, untuk 74 desa total investasi yang dilakukan PLN sebanyak Rp 150 miliar dengan jumlah kepala keluarga yang sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1.040 kepala keluarga (KK). Potensi pelanggan yang belum tersambung 2.700 KK.
Untuk melistriki satu KK membutuhkan biaya Rp 150 juta per KK hal ini disebabkan beratnya geografis desa yang akan dilistriki. Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik.
Dalam dua tahun terakhir, PLN Papua dan Papua Barat telah meningkatkan rasio elektrifikasi Papua dari 45,93 persen menjadi 50,11 persen dan rasio desa berlistrik dari 22,02 persen pada 2015 menjadi 29,53 persen pada 2017.
Untuk Papua Barat, rasio elektrifikasi meningkat dari 82,7 persen menjadi 91,76 persen dan rasio desa berlistrik dari 33,23 persen pada 2015 menjadi 54,47 persen pada 2017.
Dalam penyusunan peta jalan Papua terang mengacu pada data Potensi Desa (PODES) yang diterima dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) dan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data PODES tersebut jumlah desa di Papua dan Papua Barat yang belum berlistrik pada 2016 sebanyak 2.376 desa.
Dari 2.376 desa tersebut, 1.941 desa akan dilistriki secara pra-elektrifikasi oleh EBTKE menggunakan program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), sehingga desa yang harus dilistriki PLN sampai dengan 2018 sebanyak 435 desa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Jerman Pinjami PLN Rp 1,3 Triliun untuk Bangun PLTA
Sebelumnya, PT PLN (Persero) mendapatkan fasilitas kredit (loan agreement) dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) Development Bank, Jerman senilai 85 juta euro atau setara Rp 1,35 triliun. Kredit untuk pendanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kumbih III.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan, pinjaman ini menggunakan skema pinjaman langsung tanpa jaminan pemerintah. PLN telah menandatangani perjanjian fasilitas kredit, pada Jumat (15 Desember 2017).
"Hal ini menarik karena lembaga pendanaan dari negara-negara Eropa seperti KfW mendukung proyek-proyek dari energi baru terbarukan seperti ini, mulai dari studi kelayakan hingga pendanaan‎," kata Syofvi, di Jakarta, Sabtu 16 Desember 2017.
Syofvi mengungkapkan, pembangunan PLTA Kumbih III berkapasitas 3 x 15 megawatt (MW) membutuhkan dana sekitar 100 juta euro. Adapun ‎nilai pinjaman yang dapat dari KfW sebesar 85 juta Euro dengan tenor 15 tahun.
"Sisa pendanaannya kita siapkan sendiri," ujar Syofvi.
Syofvi menjelaskan, PLTA Kumbih III yang akan dibangun di Sumatera ini dapat membantu memenuhi kebutuhan pertumbuhan beban di sistem Sumatera bagian Utara.
Selain itu ‎juga menurunkan biaya pokok produksi atas penggunaan bahan bakar fosil, baik pada saat beban dasar maupun saat beban puncak.
"Dan yang terpenting menambah porsi energi terbarukan dalam sasaran bauran energi nasional," tutur Syofvi.
Advertisement