Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga minyak disebabkan karena beberapa sentimen.
Mengutip Reuters, Rabu (20/12/2017), harga minyak Brent yang merupakan patokan global, naik 13 sen atau 0,2 persen menjadi US$ 63,54 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS menguat 25 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 57,41 per barel.
Advertisement
Baca Juga
Ada tiga sentimen yang mendorong penguatan harga minyak. Pertama adalah penghentian sementara operasional pipa di Laut Utara karena adanya kebocoran. Kedua adalah pemotongan pasokan oleh negara-negara anggota organisasi eksportir minyak (OPEC). Ketiga adalah angka persediaan minyak mentah AS yang terus turun.
Penutupan jaringan pipa Forties di laut utara sejak minggu lalu telah mendorong kenaikan harga minyak mentah Brent. Forties merupakan salah satu dari lima produsen terbesar di AS sehingga akan sangat berpengaruh kepada pasokan.
Pada perdagangan 12 Desember lalu, harga minyak Brent sempat menyentuh level US$ 65,85 per barel yang merupakan harga tertinggi sejak pertengahan 2015.
"Masih ada gangguan pada jaringan pipa Forties sehingga berpengaruh ke harga minyak," jelas analis U.S. Bank Wealth Management Rob Haworth.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Perbaikan Terus Berjalan
Ineos, perusahaan operator jaringan pipa Forties terus melakukan perbaikan terhadap jaringan pipa yang tengah mengalami kebocoran tersebut.
Dalam perkiraaan perusahaan tersebut, penutupan jaringan pipa akan berlangsung selama dua hingga empat minggu sejak 11 Desember lalu. Artinya, kemungkinan besar jaringan tersebut akan kembali mengalirkan minyak mentah pada awal Januari 2018.
Selain itu, mendorong kenaikan harga minyak lainnya adalah pemotongan produksi oleh negara-negara anggota OPEC. Beberapa waktu lalu seluruh anggota OPEC dan beberapa negara di luar OPEC seperti Rusia kembali bertemu untuk membahas komitmen pemotongan produksi.
Langkah menahan pasokan minyak mentah ini telah berlangsung sejak awla tahun dan hasil pertemuan tersebut akan diperpanjang hingga akhir tahun tahun depan dari sebelumnya yang berakhir pada Maret 2018.
Advertisement