Sukses

Pemerintah Siap Terbitkan Kebijakan Relaksasi Impor untuk IKM

Kebijakan ini salah satunya berisi soal kemudahan perizinan bagi IKM dalam mengimpor bahan baku untuk proses produksinya.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan relaksasi impor bagi industri kecil dan menengah (IKM). Adanya kebijakan ini diharapkan bisa memudahkan IKM memperoleh bahan baku produksi yang berasal dari impor.
 
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, kebijakan ini salah satunya berisi soal kemudahan perizinan bagi IKM dalam mengimpor bahan baku untuk proses produksinya.
 
 
"Perizinan, ada besaran tertentu yang memang peruntukannya nanti untuk IKM. Sehingga IKM memperoleh kemudahan untuk memperoleh bahan baku dalam rangka memproduksi," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
 
Dia mengungkapkan, selama ini IKM juga mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku karena harus bergantung pada importir. Namun dengan adanya kebijakan ini, IKM bisa langsung mengimpor bahan baku yang dibutuhkan.
 
"Jadi tetap pengaturannya ada. Jadi kalau dulu IKM itu tidak muncul, karena melalui importir borongan, nah sekarang mereka dimunculkan. Ada memang komoditi yang untuk kepentingan IKM. Ada yang tadi tidak dimasukkan ke pengaturan, ada lagi dari sisi administrasinya dipermudah, dan besarannya tertentu," jelas dia.
 
Menurut Oke, nanti akan diatur bahan baku tertentu yang akan diberikan kemudahan izin impor. Namun detailnya akan diumumkan sore ini di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian.
 
"Ada beberapa produk. ‎Ya nanti nanti disampaikan Pak Menteri dengan Bu Menteri nanti sore jam 5.‎ Ya salah satunya yang sudah keluar ya besi baja. Bahwa contohnya di besi baja itu impor di bawah 1 ton sehingga dibebaskan administrasinya. Terus kalau dari tekstil maka akan difasilitasi oleh konsolidator importir umum, melalui PLB," tandas dia
 
2 dari 2 halaman

Kemenperin Dorong Santri Jadi Penggerak IKM

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para santri untuk menjadi penggerak ekonomi terutama di sektor industri kecil dan menengah. Untuk itu, Kemenperin   menanamkan jiwa wirausaha atau entrepreneurship kepada para santri.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, untuk mendorong para santri menjadi pengusaha kecil dan menengah, Kemenperin pun menciptakan program Santripreneurship. Gati berharap agar para santri bisa menciptakan ekonomi kerakyatan.

Melalui program itu, para santri harus penggerak ekonomi dengan berwirausaha sebagai seorang santri.

Ide ini muncul setelah melihat banyak lulusan SMK atau perguruan tinggi yang ada di pondok pesantren yang memilih menetap karena tidak tahu harus melangkah ke mana setelah keluar.

Gati menyebutkan, hal itu terjadi karena mereka tidak dibekali ilmu ekonomi. Kemenperin pun kemudian mencoba untuk masuk untuk membekali para santri bagaimana caranya membuka lapangan pekerjaan dengan menjadi wirausahawan baru.

Selain santripreneur, pihak Kemenperin juga mengajarkan mereka menjadi Santri Berkreasi. Para santri diperkenalkan agar dengan segala hal yang berbau digital.

Ini dilakukan agar para santri dapat mengikuti zaman, di mana transaksi ekonomi saat ini telah banyak didigitalisasi.

Video Terkini