Sukses

Milenial Diminta Tak Tunda Beli Rumah

Milenial lebih identik dengan travelling dan pembelian barang-barang mewah dibanding dengan kepemilikan rumah.

Liputan6.com, Jakarta Pasar industri properti dalam beberapa tahun belakangan ini terbilang stagnan. Itu karena banyak orang, khususnya kaum milenial, menganggap pembelian properti seperti rumah masih dapat dikesampingkan.

Hal tersebut mendorong situs properti Rumah123.com melakukan sebuah studi terkait kebutuhan para milenial masa kini.

Survei dilakukan terhadap warga Jakarta-Depok-Tangerang-Bekasi (Jadetabek) dalam rentang usia 25-45 tahun. Survei untuk memeriksa prioritas belanja kelompok tersebut.

Hasilnya, mayoritas dari kaum milenial memang masih belum memikirkan rumah sebagai kebutuhan utama yang harus dimiliki.

Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung menyebutkan, milenial lebih identik dengan travelling dan pembelian barang-barang mewah dibanding dengan kepemilikan rumah.

"Mereka berpikir pembelian rumah sebagai hal yang sulit karena harga rumah yang semakin naik," tuturnya di kantor baru Rumah123.com di 88 Tower lantai 37, Rabu (20/12/2017).

Dalam penelitian tersebut, didapatkan bahwa acuan untuk memiliki rumah ternyata berkorelasi dengan penghasilan.

Para kaum milenial yang berpenghasilan antara Rp 3 juta-Rp 5 juta masih menempatkan kepemilikan rumah sebagai prioritas ketiga, di bawah travelling serta pembelian gadget dan komputer.

 Tonton Video Pilihan Ini:

Sementara itu, orang dengan penghasilan Rp 5 juta-Rp 8 juta malah menempatkan properti di urutan keempat, setelah gadget dan komputer, travelling, serta mobil. Kepemilikan rumah baru diprioritaskan oleh golongan yang berpenghasilan lebih dari Rp 15 juta.

Ignatius menyayangkan hasil penelitian tersebut. Menurutnya, membeli properti semisal rumah dapat membantu untuk mengatur keuangan dan pengeluaran.

"Milenial itu ketika punya banyak uang condong konsumtif. Jika saja mereka mau mengunci keuangan di satu kebutuhan, semisal rumah, pengeluaran semestinya bisa dijaga," ujarnya.

"Harga rumah ke depannya semakin meninggi, berbanding terbalik dengan ukurannya yang makin mengecil. Kalau terus ditunda, bagaimana nanti?" tambahnya.

Dia lalu menyimpulkan, milenial tidak membeli rumah bukan hanya karena ketidakmampuan, melainkan juga karena ketidakmauan.